Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Mengupas Keeratan Hubungan Orang Asli Australia dan Orang Makassar

Lidya Tannia Bangguna
16/7/2021 05:32
Mengupas Keeratan Hubungan Orang Asli Australia dan Orang Makassar
Kepala Pusat Kuratorial Pengetahuan Adat Museum Nasional Australia Margo Neale (kiri).(MI/Henry Hokianto)

KEDUTAAN Besar Australia di Jakarta bersama Konsulat Jenderal Australia Makassar menyelenggarakan tur virtual pameran sementara Museum Nasional Australia, Yidaki: Didjeridu and the Sound of Australia, yang dapat diakses secara publik, sebagai bagian dari Pekan NAIDOC 2021.

Acara yang berlangsung secara virtual itu diselenggarakan mulai Kamis (15/7) pukul 15.00 WIB.

Sebelumnya, Kepala Pusat Kuratorial Pengetahuan Adat Museum Nasional Australia Margo Neale membuka sesi wawancara dengan media yang juga dilakukan secara luring.

Baca juga: Pekan NAIDOC 2021 Ajak Masyarakat Australia Lebih Peduli dengan Negara

Dalam kesempatan tersebut, Neale, yang juga keturunan suku Aborigin memaparkan sekilas kisah orang Yolngu, juga hubungan mereka dengan orang Makassar.

Orang Makassar telah berhubungan dengan orang Yolngu sejak 300-500 tahun lalu. Orang Makassar berlaut ke pesisir utara Australia bahkan sebelum orang Barat datang ke Australia.

Mereka yang datang ke Australia Utara itu menikah dengan penduduk lokal dan terjadi asimilasi budaya.

Walaupun pengaruh Indonesia (Makassar) tidak sampai ke bagian tengah Australia, budaya seni bercocok tanam, batik, kain, perhiasan, dan bahasa masih dapat ditemukan sampai sekarang. Bahkan ada penelitian yang berhasil menemukan kesamaan genetik antara orang Yolngu dan orang Makassar.

Sempat putus hubungan akibat invasi Barat, namun, menurut Neale, hubungan orang Yolngu dan orang Makassar menjadi semakin erat dalam 10 hingga 20 tahun belakangan ini.

“Semakin banyak orang Australia yang ingin terhubung kembali dengan orang Makassar yang sempat terhenti saat orang Barat datang ke Australia. Orang Makassar juga berhenti datang ketika masa penjajahan Inggris. Mereka kembali mencari keluarganya.” ujarnya.

Saat ditanya Media Indonesia tentang harapan dan juga ekspektasi Neale ke depannya, dia mengaku optimistis hubungan antara orang Yolngu dan orang Makassar akan terus diperbaharui.

Ia juga mengatakan semakin hari, semakin banyak orang yang memiliki ketertarikan untuk meneliti dan terjun langsung sehingga semakin banyak informasi yang dapat digali.

“Karena semakin banyak orang yang meneliti dan semakin banyak juga orang yang berminat tentang hal ini maka akan semakin banyak juga informasi yang tersedia,” ujarnya menjawab pertanyaan Media Indonesia.

Pada kesempatan itu, ia juga mengundang seluruh masyarakat Indonesia untuk hadir pada acara tur virtual sehingga dapat lebih mendalami dan menyaksikan sendiri budaya, pengetahuan, dan hubungan yang terbentuk antara orang Yolngu dan juga orang Makassar. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya