Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
UPAYA memperluas jangkauan edukasi keuangan, khususnya mengenai penjaminan simpanan, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui Kantor Perwakilan LPS III menggelar LPS KOL Workshop 2025 yang mengusung tema “Secure the Bag, Share the Stage.”
Bertempat di Gedung Graha Pena Makassar lantai 17, kegiatan ini menghadirkan 20 Key Opinion Leader (KOL) dari Makassar dan sekitarnya, yang berperan penting dalam menyampaikan pesan-pesan edukatif ke khalayak luas melalui media sosial.
Sekretaris LPS, Jimmy Ardianto, dalam sambutannya menekankan bahwa saat ini masyarakat, terutama generasi muda, cenderung memperoleh informasi dari platform digital. Oleh karena itu, peran para KOL sebagai jembatan informasi sangat strategis dalam menyebarluaskan pemahaman tentang fungsi dan peran LPS dalam sistem keuangan nasional.
Ia menyebut, konten-konten yang informatif namun tetap menarik dari para kreator digital dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Melalui workshop ini, para KOL tidak hanya mendapatkan edukasi seputar tugas dan wewenang LPS, tetapi juga dilibatkan dalam sesi pembuatan konten bertema keuangan agar pesan-pesan penting tersebut bisa disampaikan dengan bahasa yang lebih ringan dan dekat dengan masyarakat, khususnya kaum muda.
Kepala Kantor Perwakilan LPS III, Fuad Zaen, turut hadir sebagai narasumber dalam sesi talkshow dan menyampaikan penjelasan menyeluruh tentang mekanisme penjaminan simpanan oleh LPS. Ia menjelaskan bahwa jika suatu bank dicabut izin usahanya, LPS akan membayarkan klaim simpanan nasabah yang memenuhi syarat, yaitu nominal tidak melebihi Rp2 miliar per nasabah per bank, serta memenuhi tiga kriteria utama, yaitu tercatat dalam pembukuan bank, tingkat bunga simpanan tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS, dan tidak diindikasikan atau terbukti menyebabkan kerugian bank.
Para peserta yang sebagian besar merupakan generasi Z tampak antusias mengikuti sesi diskusi, yang juga menyinggung tentang relevansi penjaminan simpanan di bank syariah dan platform finansial berbasis digital yang kini semakin digemari masyarakat.
Antusiasme tersebut menunjukkan adanya kesadaran baru bahwa keamanan keuangan bukan hanya urusan orang tua, melainkan penting juga dipahami sejak dini.
Dalam kesempatan tersebut, LPS juga menjelaskan perannya tidak hanya sebagai penjamin simpanan, tetapi juga sebagai bagian dari penopang stabilitas sistem keuangan nasional. Sepanjang tahun 2024, LPS telah melikuidasi 20 Bank Perkreditan Rakyat (BPR/BPRS) yang dicabut izin usahanya.
Sejak berdiri hingga Juni 2025, LPS telah melikuidasi total 143 bank yang terdiri dari 1 Bank Umum dan 142 BPR/BPRS. Selain itu, LPS juga tercatat pernah mengambil langkah penyelamatan, seperti penyertaan modal sementara pada Bank Century yang sahamnya kemudian dijual kembali pada 2014, serta konversi pinjaman menjadi modal pada beberapa BPR yang berstatus Bank Dalam Resolusi (BDR) pada tahun 2024 lalu.
Sesi berikutnya menghadirkan duo konten kreator asal Makassar, Tumming dan Abu, dalam talkshow yang dimoderatori oleh Kepala Divisi Edukasi, Hubungan Masyarakat, dan Hubungan Kelembagaan LPS, Dadi Hermawan. Dalam diskusi santai namun berbobot itu, keduanya membagikan pengalaman mereka sebagai content creator dan menekankan pentingnya tanggung jawab digital, termasuk dalam hal menyampaikan pesan-pesan positif dan edukatif melalui media sosial.
Mereka sepakat bahwa setiap kreator sebaiknya memiliki ciri khas dan karakter yang membedakan, namun juga tak melupakan nilai-nilai yang membangun, salah satunya dalam hal pengelolaan keuangan.
Melalui kegiatan ini, LPS berharap kolaborasi dengan para KOL dapat terus diperkuat, agar literasi keuangan bukan hanya menjadi wacana di ruang-ruang formal, melainkan bisa hadir di tengah keseharian masyarakat secara ringan, kreatif, dan mudah dipahami. (H-2)
Beberapa tantangan yang akan dihadapi Generasi Alpha dan Beta di antaranya adalah dominasi dunia digital yang berdampak pada kecanduan teknologi.
Banyak anak muda memilih menggunakan uang untuk hal-hal yang dirasa dapat membuat mereka melupakan tekanan hidup, misalnya dengan belanja online.
Dalam unggahannya, Arie Untung menjelaskan betapa hebatnya berada di generasi milenial. Hal tersebut dikarenakan banyak generasi milenial yang menjadi saksi sejarah hidup.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mencatat penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah mencapai lebih dari 50% dari target 220.000 unit.
Dengan GTA, Minecraft, dan Call of Duty sebagai gim yang paling banyak dieksploitasi, jelas bahwa penjahat dunia maya secara aktif mengikuti tren gim untuk mencapai target mereka.
Purbaya menyampaikan dirinya ingin memperkuat peran LPS dalam resolusi perbankan dan pengelolaan program penjaminan polis asuransi.
Ribuan peserta dan penonton dari luar kota dan luar negeri diharapkan ikut menggerakkan sektor pariwisata, perhotelan, kuliner, dan UMKM lokal.
Kebiasaan kecil seperti mencatat pengeluaran, menyisihkan uang jajan, hingga mengenali produk keuangan yang aman, akan sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku finansial jangka panjang
Selama 2024 sampai dengan 31 Oktober 2024, LPS telah melakukan penanganan simpanan terhadap 15 bank yang dicabut izin usahanya.
Menabung di bank memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena dana masyarakat yang disimpan di lembaga perbankan dijamin oleh LPS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved