Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pro Kontra Draf Baru Keanekaragaman Hayati PBB

Mediaindonesia.com
13/7/2021 00:18
Pro Kontra Draf Baru Keanekaragaman Hayati PBB
Penguin raja dan seekor domba terlihat di Volunteer Point, utara Stanley di Kepulauan Falkland (Malvinas), Inggris.(AFP/Pablo Porciuncula Brune.)

PERUNDINGAN COP15 pada KTT keanekaragaman hayati PBB sejatinya direncanakan berlangsung pada tahun lalu di Kunming, Tiongkok. Hal itu tertunda karena pandemi covid-19 dan sekarang diatur untuk berlangsung secara virtual.

Sumber yang dekat dengan konferensi mengatakan mungkin akan ditunda hingga tahun depan. Sesi yang dijadwalkan untuk Agustus, juga online, akan memberikan kesempatan kepada negara-negara untuk menyuarakan pandangan mereka tentang draf teks.

"Masih banyak pekerjaan yang tersisa sebelum draf teks negosiasi ini ditetapkan sebagai inti dari Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global yang baru," kata Linda Krueger, pemimpin kebijakan keanekaragaman hayati global di The Nature Conservancy.

Dia mengatakan draf, Senin (12/7), itu memiliki peningkatan yang signifikan pada versi sebelumnya. Penyelenggara telah mendengarkan dengan seksama konsultasi dan telah memperkuat dan mengklarifikasi teks yang sesuai.

Draf naskah dari PBB terkait negosiasi KTT yang akan datang menjabarkan target pendanaan khusus. Ini termasuk pengurangan subsidi yang berbahaya bagi alam setidaknya mencapai US$500 miliar per tahun.

Upaya itu juga membutuhkan setidaknya US$200 miliar setiap tahun dalam pembiayaan baru dan tambahan untuk mengimplementasikan target. Sejumlah target lain dari rancangan itu yakni setidaknya 30% spesies darat dan laut juga harus dilindungi melalui kawasan konservasi. Kerangka kerja ini juga menyerukan praktik pertanian dan perikanan yang lebih berkelanjutan, serta menghilangkan pembuangan limbah plastik.

Oscar Soria, manajer kampanye di kelompok penekan Avaaz, mengatakan kepada AFP bahwa angka-angka yang tercantum dalam rancangan itu merupakan jumlah minimum mutlak. "Jika rancangan ini bertahan dari tawar-menawar negosiasi, dunia akan memiliki cetak biru yang kuat untuk tindakan keanekaragaman hayati," katanya.

Tetapi yang lain kurang positif. Guido Broekhoven, kepala Penelitian dan Pengembangan Kebijakan di WWF, mengatakan kepada AFP bahwa teks baru itu tidak menunjukkan urgensi dan ambisi yang diperlukan untuk memerangi hilangnya alam.

Baca juga: PBB Targetkan Lestarikan Minimum 30% Spesies Daratan dan Lautan pada 2050

 

"Kita benar-benar perlu memiliki dunia alam yang positif pada 2030. Itu berarti ada lebih banyak alam pada 2030 daripada yang ada sekarang," katanya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya