Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Israel Melunak, Barang-Barang Tertentu Diizinkan Masuk ke Jalur Gaza

Irvan Sihombing
06/8/2025 13:43
Israel Melunak, Barang-Barang Tertentu Diizinkan Masuk ke Jalur Gaza
Sejumlah truk yang mengangkut bantuan sedang mengantre untuk masuk ke Jalur Gaza.(Xinhua)

ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal. Kebijakan itu disuarakan seiring dengan datangnya peringatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa bencana kelaparan terus meluas di daerah kantong tersebut.
 
Kantor Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah (Coordination of Government Activities in the Territories/COGAT), unit Kementerian Pertahanan Israel, menyatakan pada Selasa (5/8) bahwa sebuah mekanisme telah disetujui untuk pembaruan secara bertahap.

"Sebuah mekanisme telah disetujui untuk pembaruan secara bertahap dan terkendali atas masuknya barang-barang melalui sektor swasta di Gaza," demikian pernyataan organisasi yang bertanggung jawab atas urusan sipil di wilayah Palestina yang diduduki, COGAT.

COGAT menambahkan, langkah tersebut telah disetujui oleh kabinet Israel. Barang-barang yang akan diizinkan masuk ke Gaza meliputi produk makanan pokok, makanan bayi, buah-buahan dan sayur-sayuran, serta perlengkapan kebersihan.

"Sebagai bagian dari perumusan mekanisme ini, sejumlah pedagang lokal yang terbatas telah disetujui, dengan kriteria khusus dan melalui pemeriksaan keamanan," lanjut pernyataan tersebut.

Menurut COGAT, pembayaran untuk barang-barang ini hanya akan dilakukan melalui transfer bank dan akan diawasi melalui mekanisme pemantauan  dan semua barang akan menjalani pemeriksaan menyeluruh."

Kabar terkini dari otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Senin (4/8), jumlah korban tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 menjadi 60.933 orang. Israel melancarkan serangan militernya di Gaza pada Oktober 2023 dan memberlakukan blokade total pada 2 Maret 2025. 

Blokade tersebut secara parsial dilonggarkan pada Mei untuk mengizinkan sebuah perusahaan swasta, yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat (AS), membuka pusat-pusat distribusi makanan yang kontroversial.

Konvoi bantuan dan pengiriman via udara oleh negara-negara Arab dan Eropa dilanjutkan pada akhir Juli, namun para pakar PBB memperingatkan bahwa kelaparan masih berlangsung di wilayah itu. (Ant/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya