Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BELAKANGAN ini, publik mengkritisi program vaksinasi covid-19 gotong royong individu yang berbayar. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa vaksinasi gotong royong merupakan opsi bagi masyarakat yang ingin mendapatkan akses vaksin melalui perusahaan dan individu.
"Ditegaskan bahwa vaksin gotong royong ini merupakan opsi. Jadi apakah masyarakat bisa mengambil atau tidak? Prinsipnya pemerintah membuka opsi yang luas bagi masyarakat, yang ingin mengambil vaksin gotong royong, baik melalui perusahaan maupun individu," ujar Budi dalam keterangan resmi, Senin (12/7).
Terkait vaksinasi gotong royong yang diperluas ke individu, Budi mengatakan hal itu dikarenakan banyak pengusaha yang belum bisa mendapatkan akses vaksin gotong royong oleh Kadin Indonesia. Alhasil, beberapa perusahaan berskala pribadi atau kecil ingin segera mendapatkan akses ke vaksin gotong royong.
Baca juga: Ramai-ramai Tolak Vaksinasi Covid-19 Individu Berbayar
"Mereka ingin dapat akses vaksin, tetapi belum bisa masuk melalui programnya Kadin. Nah itu dibuka," imbuhnya.
Alasannya lain, kata dia, terdapat warga negara asing yang sudah tinggal dan memiliki usaha di Indonesia, namun belum bisa divaksin covid-19. "Mereka juga ingin mendapatkan akses vaksin gotong royong dan berharap bisa mendapatkan vaksin gotong royong yang individu," pungkas Budi.
Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk menunda peluncuran layanan vaksinasi gotong royong individu. Awalnya, program vaksinasi berbayar itu bisa diakses masyarakat mulai Senin (12/7) ini. Namun derasnya protes masyarakat membuat program itu ditunda.
Baca juga: 10 Juta Bahan Baku Vaksin Tiba di RI, Menkes: Percepat Herd Immunity
"Kami mohon maaf karena jadwal vaksinasi gotong royong individu yang semula dimulai pada Senin (12/7) ini, kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," kata Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno Putro saat dikonfirmasi.
Ganti menyebut minimnya sosialisasi menjadi alasan utama penundaan program vaksinasi individu berbayar. Diketahui, masyarakat harus merogoh kocek sebesar Rp879.140 untuk dua kali penyuntikan vaksin covid-19 secara mandiri.
"Besarnya animo dan banyaknya pertanyaan yang masuk, membuat manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi vaksinasi gotong royong Individu. Serta, pengaturan pendaftaran calon peserta," tukas Ganti.(OL-11)
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
JUMLAH total kasus covid-19 di Jawa Barat, saat ini mencapai 427 kasus. Daerah dengan penjangkitan tertinggi ialah Kota Depok dengan 66 kasus, dan Kota Bandung sebanyak 63 kasus.
Kami berharap tidak banyak tenaga kesehatan yang terjangkit vaksin covid-19,
PEMERINTAH Kota Tasikmalaya terus berusaha melakukan antisipasi terkait lonjakan kasus Covid-19 yang kembali muncul di Jawa Barat.
Persetujuan izin edar telah dirilis BPOM pada 9 Desember 2023 lalu.
Ke-19 pasien tersebut hanya bergejala ringan dan melakukan isolasi mandiri di rumah mereka.
Upaya pemulihan ekonomi akan bergantung pada seberapa besar keberhasilan pemerintah menangani masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh virus korona.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved