Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Psikolog UGM Sebut Nakes Juga Berisiko Alami Psikosomatis karena Covid-19

Ardi Teristi Hardi
11/7/2021 10:02
Psikolog UGM Sebut Nakes Juga Berisiko Alami Psikosomatis karena Covid-19
Sejumlah tenaga kesehatan menangis saat memberi penghormatan terakhir kepada mendiang bidan Ilah Kurnia di RSUD Indramayu, Jawa Barat.(ANTARA/Dedhez Anggara)

PANDEMI covid-19 yang berkepanjangan bisa mengakibatkan gangguan psikologis. Kepala Unit Konsultasi Psikologi (UKP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Edilburga Wulan Saptandari mengakui, saat ini, gangguan psikologi tidak hanya dialami pasien covid-19, kelurganya, maupun masyarakat, tetapi juga tenaga kesehatan (Nakes).

"Nakes, saat ini, juga sangat capek. Mereka yang ada di garda depan hingga yang melakukan tracing kemudian satu per satu telpon ke keluarga maupun pasien. Tentu ada kecemasan termasuk munculnya psikosomatis," kata perempuan yang akrab disapa Yayi itu dalam siaran pers dari Humas UGM, Minggu (11/7).

Oleh sebab itu, sejak awal pandemi covid-19, timnya sudah ikut serta dalam penanganan psikologis tersebut di bawah tim call center Satgas Covid UGM.

Baca juga: Ketua DPR Ingatkan Pemerintah Perbaiki Akses Informasi Pelayanan Kesehatan

"Waktu itu, di bawah Satgas Covid-19, UGM ada call center. Nah, kita bergabung di situ," kata Yayi, Minggu (11/7).

Menurut dia, yang memerlukan dukungan psikososial, baik pasien, keluarga, masyarakat, maupun Nakes, ini tingkat penanganannya berbeda-beda.

"Ada yang lebih mudah, namun ada pula yang sulit seperti mengalami depresi," kata dia.

Konseling yang diberikan tim sifatnya mendukung dan membantu agar mereka bisa segera lepas dari gangguan psikologi akibat covid-19.

Yayi menambahkan dengan melonjaknya kasus covid-19 saat ini, peran tim psikolog tersebut akan semakin diperkuat. Fakultas Psikologi UGM telah menyiapkan tim yang terdiri dari para mahasiswa Magister Psikologi maupun psikolog dari UGM dan rekanan untuk memberikan dukungan psikososial tersebut.

"Kita memiliki 55 psikolog internal dan nanti bisa melibatkan psikolog rekanan jika diperlukan," imbuhnya.

Untuk memberikan penanganan dan dukungan psikososial ini, kata Yayi, konseling bisa dilakukan secara bertahap. Misalnya, ketika datang pertama kali, konseling bisa langsung mendapat penanganan psikologi dari para mahasiswa Magister Psikologi.

Namun, jika kondisinya perlu penanganan lebih jauh, konseling akan ditangani para psikolog-dosen dari UKP Fakultas Psikologi maupun psikolog rekanan.

Menurutnya, tahapan penanganan psikologi korban covid-19 secara prinsip perlu mendapatkan Psychological first aid (PFA) agar mereka lebih tenang, rileks dan tidak panik dengan kondisi yang dialami. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik