Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Popularitas Bisnis Daur Ulang Berkelanjutan Meningkat

Mediaindonesia.com
07/7/2021 18:32
Popularitas Bisnis Daur Ulang Berkelanjutan Meningkat
Seminar Prospek Bisnis Daur Ulang yang Bekelanjutan di Indonesia yang berlangsung secara virtual, Rabu (7/7).(Ist)

PERTUMBUHAN ekonomi dan bisnis memicu penambahan volume dan jenis sampah baru sehingga mendorong popularitas ekonomi sirkular, yakni bisnis yang berfokus pada penanganan limbah daur ulang. 

Seiring popularitas ekonomi sirkular yang terus menanjak, pelaku industri daur ulang plastik pun memperkirakan harga bahan baku polyethylene terephthalate (PET) akan semakin mahal seiring dengan bertambahnya pemain baru di industri ini. 

Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesai (ADUPI) Christine Halim menyebutkan pasokan bahan baku untuk industri daur ulang PET dari dalam negeri baru berkisar 50%. Sehingga pihaknya mengaku masih kekurangan bahan baku.

“Kami pernah hitung sebenarnya investasi di Indonesia untuk daur ulang botol PET ini cukup banyak, skalanya sudah gajah-gajah. Itu tentunya akan sangat kekurangan bahan baku,” ujar Christine dalam seminar Prospek Bisnis Daur Ulang yang Bekelanjutan di Indonesia yang berlangsung secara virtual, Rabu (7/7).

Iklim ekonomi sirkular yang prosfektif tersebut mendorong perbankan untuk turut menopang pertumbuhan sektor ekonomi. Seperti PT Bank UOB Indonesia yang menyediakan pembiayaan untuk bisnis daur ulang berkelanjutan di Indonesia. 

Dalam kesempatan yang sama, Executive Director IG Hed Resources UOB Indonesia Susanto Lukman menjelaskan saat ini UOB memiliki program green circular economy framework dengan menyediakan pembiayaan atau refinancing baik sebagian maupun seluruhnya bagi perusahaan yang memenuhi syarat dan kriteria green circular economy framework. 

"UOB green circular economy framework akan membantu dalam mengakses pembiayaan bisnis berkelanjutan," kata Susanto.

Susanto pun menjelasan UOB green circular economy framework menyederhanakan proses penerapan bisnis keberlanjutan dengan memberdayakan debitur dengan wawasan dan pengetahuan, proses yang efisien dan transparan dari kualifikasi hingga pelaporan, dan solusi khusus yang memenuhi kebutuhan debitur.

Dia menambahkan UOB green circular economy framework bisa memberikan modal kerja yang komprehensif dengan jalur kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja debitur maupun perusahan-perusahan yang berada di bidang ekonomi dan bisnis berkelanjutan.

"Dalam bentuk pembiayaan ada dalam bentuk piutang dagangnya, ataupun pembiayaan lainya,” tuturnya.

UOB pun menyediakan pembiayaan peralatan hingga 80% LTV dari nilai peralatan tenor hingga 5 tahun atau kontrak tenor, kapitalisasi bunga hingga 12 bulan.  

Susanto pun mengatakan hal tersebut akan membantu cash flow perusahaan maupun nasabah yang  mengambil program ini. 

Pemerintah dan dunia usaha perlu berkolaborasi lebih erat lagi untuk memacu lebih kencang realisasi dari program yang telah atau sedang dijalankan sekaligus membuka dan mendorong ruang inovasi program hijau ini.

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengemukakan pemerintah menargetkan mampu mengurangi dan menangani sampah secara berkala setiap tahunnya.

Berdasarkan arahan Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah, Indonesia ditargetkan mampu mereduksi sampah hingga 30% atau sebanyak 20,9 juta ton dengan tingkat pengelolaan sampah sebesar 70% atau sebesar 70,8 juta di tahun 2025. 

Salah satu untuk menumbuhkan ekosistem itu dengan cara pemberian insentif berupa reduksi PPN bagi sektor industri limbah daur ulang dari 10% menjadi 2%.(RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya