Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PT Moelti Pertanian Indonesia (M-Tani) sebagai perusahaan agribisnis terus melakukan inovasi guna menstabilkan harga pangan dan mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Salah satu inovasi yang dihadirkan oleh M-Tani adalah dengan mengembangkan beras fortifikasi Sego Wangi Plus, yaitu beras yang diperkaya berbagai macam vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin B kompleks, zat besi, dan zinc.
Kurangnya pemerataan nutrisi di Indonesia berpengaruh langsung terhadap produktivitas masyarakat yang kemudian akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Dibutuhkan inovasi yang dapat menjadi solusi perbaikan dan pemerataan nutrisi di masyarakat, salah satunya melalui peningkatan nilai gizi beras dengan cara fortifikasi
Public Relation M-Tani Group Fidya Wahyuni mengatakan, pengembangan beras fortifikasi Sego Wangi Plus merupakan bentuk upaya M-Tani untuk mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan masyarakat berdasarkan amanat Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang No.18 tahun 2012 tentang Pangan.
"Hal ini diharapkan menjadi solusi baru dalam upaya penanggulangan permasalahan gizi nasional sekaligus menurunkan kasus stunting di Indonesia,” papar Fidya dalam keterangannya.
Sego Wangi Plus merupakan produk beras fortifikasi M-Tani yang berasal dari beras premium dan diperkaya dengan zat gizi mikro yang baik untuk seluruh masyarakat Indonesia. Zat gizi tersebut baik untuk dikonsumsi, khususnya bagi ibu hamil dan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
“Beras Fortifikasi Sego Wangi Plus merupakan beras yang diperkaya dengan zat gizi mikro seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, asam folat, zat besi, dan zinc. Beras ini dapat menjadi solusi praktis pemerataan dan peningkatan status gizi masyarakat Indonesia,” jelas Fidya.
Inovasi pangan dari M-Tani dilakukan dengan membangun komunikasi dan kolaborasi bersama lembaga pemerintah dan pihak swasta baik dalam dan luar negeri untuk meningkatkan daya saing industri pertanian melalui pengembangan produk baru yang menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia.
Salah satu pihak swasta yang berkolaborasi dengan M-Tani adalah DSM Indonesia yang merupakan produsen produk pangan berbasis nutrisi dalam mengembangkan beras fortifikasi.
Sego Wangi Plus hadir dalam dua macam varian, yaitu Sego Wangi ukuran kemasan 2,5 kg dan ukuran kemasan 5 kg. Beras fortifikasi dari M-Tani ini sudah tersedia di marketplace Tokopedia dan Blibli, serta akan hadir di beberapa modern market di Jakarta.
Baca juga : Pandemi Jadi Tantangan Edukasi Pemenuhan Gizi Masyarakat Indonesia
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, fortifikasi pada pangan tidak hanya baik bagi ibu hamil, namun sangat penting bagi ayah, yaitu untuk meningkatkan kualitas embrio yang di kemudian hari akan dikandung.
"Kemudian ada lagi fakta bahwa ibu yang hamil dengan asupan nutrisi yang baik akan menurunkan 3 generasi yang lebih baik. Saya mendukung peningkatan kualitas beras sebagai makanan yang dikonsumsi secara terus menerus oleh rakyat Indonesia, dan dengan fortifikasi akan meningkatkan kualitas yang unggul untuk Indonesia maju," jelasnya.
Tenaga Ahli Utama Deputi III Kantor Staf Kepresidenan Brian Sriprahastuti menuturkan, fortifikasi beras merupakan salah satu terobosan untuk upaya peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Apabila diberikan secara khusus kepada kelompok rentan yaitu keluarga pra sejahtera dan kelompok 1.000 hari pertama kehidupan kecuali untuk kategori 0-6 bulan yang diberikan oleh ibu melalui ASI, akan dapat berkontribusi pada upaya percepatan penurunan angka stunting, dan secara umum untuk peningkatan gizi masyarakat.
"Saya mendukung beras fortifikasi secara profesional, dan secara lembaga mendukung strategi nasional dalam percepatan penurunan stunting. Beras fortifikasi harus diglorifikasi dan diangkat pada ruang lingkup yang lebih luas sehingga bisa menjadi program nasional," tegasnya.
Dokter Gizi Klinis Feni Nugraha mengatakan, asupan gizi yang baik ini sangat penting untuk dapat menjaga kesehatan tubuh kita secara optimal, agar kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Salah satunya adalah dengan fortifikasi dari produk pangan, khususnya pada beras.
Fortifikasi, lanjutnya, dapat dijadikan upaya pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kita, salah satunya untuk menurunkan angka stunting, dan terutama bagi 1.000 hari pertama kehidupan. Inilah faktor-faktor yang akan menentukan tumbuh kembang masa depan anak dan kualitas sumber daya manusia masyarakat Indonesia.
"Dengan beras fortifikasi, diharapkan dapat meningkatkan kualitas nutrisi yang dapat membantu perbaikan gizi masyarakat Indonesia,” imbuh Feni.
Praktisi Beras Fortifikasi Sulaiman Ginting melanjutkan, masalah kesehatan masyarakat Indonesia adalah tanggung jawab semua pihak, sehingga partisipasi seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan.
Secara spesifik kepada beras fortifikasi, saat ini adalah momentum yang sangat baik, karena dari sisi regulasi pemerintah telah memberikan regulasi yang sangat valid, teknologi sudah menyanggupi, dan produk sudah tersedia di pasar. Mari kita tingkatkan gizi dan kesehatan diri kita dengan beras fortifikasi," pungkasnya. (RO/OL-7)
Sejak 2011, ia sudah mempercayai GB Sanitaryware sebagai penunjang sanitary rumahnya.
Kecantikan Jepang, telah lama menjadi pelopor dalam industri perawatan kulit dengan inovasi produk dan teknologi mutakhir.
Brand asli Indonesia ini menawarkan lebih dari 2000 produk yang terbagi dalam 10 sub-brand dari berbagai kategori dengan harga yang terjangkau.
Teknologi perawatan kulit di Korsel terus berkembang. Inovasi terbarunya antara lain berupa eksosom untuk antiaging dan filler CaHA untuk mengatasi kerutan kulit.
Menciptakan keunggulan khas dan menjaga kualitas secara detail wajib dilakukan agar usaha fesyen premium dapat terus berkembang.
Logo yang didesain ulang ini merupakan dedikasi Felancy untuk selalu berinovasi memenuhi kebutuhan pakaian dalam perempuan Asia termasuk Indonesia.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Program ketahanan pangan Kostrad sudah dilaksanakan dan berjalan di beberapa daerah seperti di Bogor, Karawang, Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Pangandaran.
Lokasi ketahanan pangan Kostrad di Gudang Ketahanan Pangan berada di Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi,
Produksi beras Kabupaten Cianjur mencapai 860 ribu ton lebih. Produksinya terbilang melebihi dari kebutuhan konsumsi rata-rata masyarakat.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan Bulog Cirebon memberikan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved