Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan target upaya menekan laju kasus penyakit dengue di Indonesia kurang dari 37 per 100 ribu penduduk pada 2030 mendatang.
"Sasarannya mengurangi angka kematian hingga 0,2% dan mengurangi jumlah kasus baru atau insiden rate nasional kurang dari 37 per 100 ribu penduduk pada 2030," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto dalam temu virtual, Kamis (10/6).
Pemerintah sejauh ini memiliki 3 strategi utama dalam pengendalian kasus dengue. Rinciannya, pengendalian vektor, peningkatan surveilens dan deteksi dini, serta tata kelola kasus. Namun, setiap daerah memiliki tantangan yang berbeda.
Baca juga: Gejala DBD dan Covid-19 Mirip
"Misalnya pengendalian vektor yang harus memberdayakan masyarakat. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk belum menjadi budaya di masyarakat," jelas Didik.
Tim pakar juga merumuskan masalah anggaran yang sudah diterjemahkan dalam operasional terintegrasi. Itu dengan dana subsidi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Dana Desa, yang disatukan dengan komitmen pemerintah pusat dan daerah.
"Pembahasan draft aturan baru juga melengkapi strategi pemerintah dalam upaya penanggulangan dengue. Seperti, penguatan sistem surveilans dan manajemen kejadian luar biasa, serta penguatan tata laksana dengue yang komprehensif," imbuhnya.
Pihaknya berharap adanya peningkatan partisipasi dan kemandirian masyarakat, penguatan komitmen pemerintah pusat dan daerah, berikut partisipasi mitra dan multisektor. "Pengembangan kajian, penelitian dan inovasi sebagai dasar penetapan kebijakan berbasis bukti. Sehingga, bagaimana strategi itu terimplementasi dengan bagus," terang Didik.
Baca juga: Pemerintah Teliti Sampel Varian Covid-19 di Kudus dan Bangkalan
Selain mewaspadai penularan covid-19, masyarakat juga diminta waspada terhadap penyebaran penyakit dengue. Ahli infeksi dan pediatri tropik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Mulya Rahma Karyanti menenkankan secara khusus gejala dengue pada anak ditandai dengan panas akut secara mendadak. Serta, memiliki ruam memerah yang khas pada wajah anak.
"Untuk covid-19 tidak mengakibatkan wajah anak memerah yang khas. Dominan dengue seperti demam, sakit kepala dan batuk, serta pileknya lebih ringan dibandingkan covid-19," kata Mulya.
Dokter anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menambahkan bahwa dengue juga menimbulkan muntah dan sakit perut. Sedangkan demam pada covid-19 terjadi dalam kurun waktu 5-7 hari, yang disertai batuk dan pilek. Namun, dia mengingatkan penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini dapat menjangkit segala usia, tidak hanya anak-anak.(OL-11)
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, mengatakan bahwa kandungan gula garam dan lemak pada (GGL) pada makanan yang dikonsumsi ditengarai menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak.
Rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,60 hingga 0,72 dokter per 1.000 penduduk. Angka itu jauh di bawah standar WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
Sebanyak 103 lokasi Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi proyek percontohan untuk kehadiran klinik dan apotek desa.
DIREKTUR Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Ina Agustina Isturini, mengatakan bahwa Indonesia menempati posisi ketiga dalam penemuan kasus kusta di dunia pada 2023.
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Dari 356 ribu ODHIV tersebut, sekitar 67 persen atau 239.819 orang sedang dalam pengobatan dan sekitar 55 persen atau 132.575 virusnya tersupresi.
Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security, Dicky Budiman, mengatakan bahwa sebetulnya hal tersebut tidak mengagetkan karena covid-19 kini sudah menjadi endemi.
Berikut adalah 8 langkah pencegahan Covid-19 yang perlu diterapkan masyarakat untuk memutus rantai penularan virus:
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran pada 28 Mei lalu mengenai kewaspadaan lonjakan covid-19.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) dalam Surat Edaran mengenai kewaspadaan lonjakan covid-19 menyebut varian dominan yang beredar di Indonesia adalah MB.1.1.
PENGURUS IAKMI dr Iqbal Mochtar mengatakan peningkatan kasus covid-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia, saat ini belum sampai pada level mengkhawatirkan.
"Angka ini menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan puncak wabah tahun ini,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved