Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WASPADALAH sebab kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada 27 Oktober 2020 bertambah 4.859 menjadi 93.178 kasus hanya dalam waktu sebulan. Sebagian besar kasus tertinggi terjadi di Provinsi Bali, yakni Buleleng, Badung, dan Gianyar.
Dalam pandemi covid-19 yang masih berlangsung, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Didik Budijanto mengingatkan pentingnya untuk mengenali bedanya gejala DBD dan covid-19.
“Sebab penyakit covid-19 ini diagnosisnya agak beda-beda tipis,” kata Didik kepada Media Indonesia, Minggu (1/11).
Baik DBD maupun covid-19, terang Didik, ditandai dengan panas yang tinggi di atas 38 derajat Celsius. Gejala DBD juga dibarengi dengan nyeri otot, nyeri sendi, dan sakit kepala. Adapun gejala covid-19 diikuti dengan sakit kepala dan tenggorokan, mual dan muntah, batuk kering, nyeri dada, serta sesak napas.
“Ini harus kita tekankan kepada teman-teman di puskesmas atau di pelayanan di rumah sakit, harus betulbetul bisa bedakan apakah ini covid- 19 atau justru DBD,” pesannya.
Selain itu, Didik meminta masyarakat untuk melakukan pencegahan. Untuk DBD dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSM) dengan 3M Plus (menguras, menutup, dan mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk). Sebab virus dengue penyebab DBD ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus
Akurasi skrining
Gabriele Jessica Kembuan dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan, dalam jurnalnya yang dipublikasikan Agustus 2020 mengingatkan, akurasi tes menjadi kunci untuk bisa membedakan mana DBD dan covid-19.
Hal itu karena tidak semua pasien pada awalnya datang dengan karakteristik batuk kering atau sesak napas. “Rontgen dada dari banyak pasien normal saat masuk,” ujarnya seperti dikutip dari sciencedirect.com.
Menurutnya, penting sekali penggunaan CT scan dada pada pasien dengan tanda demam berdarah untuk bisa mencegah komplikasi serius akibat minimnya diagnosis. Hal itu didapatnya dari kasus meninggalnya seorang pasien laki-laki berusia 53 tahun yang terkonfirmasi positif covid-19 setelah sebelumnya divonis DBD.
Ia datang dengan keluhan utama demam tinggi selama dua hari, malaise, dan sakit tenggorokan. Tidak ada keluhan batuk, sesak napas, atau hidung tersumbat.
Pemeriksaan serologi menunjukkan hasil NS1 DBD positif. Pasien memilih untuk menjalani pengobatan rawat jalan dan istirahat di rumah dengan pemberian obat simtomatik.
Pada hari ke-7, pasien menjalani pemeriksaan serologi dengue dan tes cepat antibodi total covid-19, dan hasilnya negatif. Karena itu, perawatan di rumah dilanjutkan.
Pada hari ke-9 gejala, pasien tibatiba menunjukkan sesak napas dan dirawat di ICU. Saturasi oksigennya turun menjadi 87%, dan CT scan dada menunjukkan opasitas kaca dasar di semua bidang paru yang menunjukkan infeksi SARS-CoV-2.
Pasien meninggal sehari setelah masuk karena pneumonia berat, syok septik, dan gagal napas sehingga dikebumikan sesuai dengan protokol covid-19.
“Sejak 10 hari berlalu setelah timbulnya penyakit sampai sampel darah yang digunakan untuk PCR diambil, hasil RT-PCR dianggap tidak akurat, dan hasil NS1 awal yang dikombinasikan dengan IgM dan IgG positif menunjukkan bahwa kasus tersebut melibatkan koinfeksi dengan demam berdarah dan covid-19,” sebut Gabriele. (H-2)
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved