Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Pemantauan rutin dengan mengecek kadar tekanan darah rupanya bisa membantu anak muda yang berasal dari generasi milenial mencegah terjadinya penyakit hipertensi.
Hal itu mengingat di era modern, anak muda dari generasi milenial lebih rentan terkena hipertensi karena semakin berkembangnya gaya hidup yang tidak sehat.
“Kita harus menumbuhkan kesadaran diri untuk melakukan cek kesehatan, melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin dan mencegah serta mengendalikan hipertensi dengan memodifikasi gaya hidup seperti rajin berolahraga juga membatasi asupan garam,” kata dokter Badai Bhatara spesialis jantung dan pembuluh darah dari Universitas Padjadjaran dalam keterangannya, Jumat (4/6).
Ia menyebutkan hipertensi atau umum dikenal sebagai penyakit darah tinggi memiliki risiko meningkatkan penyakit komplikasi seperti jantung koroner, stroke, dan gagal jantung.
Maka dari itu pemantauan tekanan darah dari muda perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penyakit darah tinggi.
Dukungan untuk generasi muda menjalankan pemantauan tekanan darah dengan rutin juga datang dari Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Esti Nurjadin yang menegaskan bahwa hipertensi tidak hanya menyerang kalangan berusia lanjut tapi juga generasi muda.
“Paling utama selain menghindari pola hidup tidak sehat adalah kita harus melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin sehingga bisa mencegah atau setidaknya mengendalikan hipertensi,” kata Esti.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dikerjakan oleh Kementerian Kesehatan pada 2018 didapatkan kenaikan prevalensi atau jumlah kasus hipertensi mencapai 7,3 persen pada kelompok usia muda yang diukur mulai dari usia 18-39 tahun.
Sementara untuk jumlah prevalensi pre-hipertensi di kelompok tersebut tercatat memiliki nilai yang lebih tinggi lagi mencapai 23,4 persen.
YJI mengemukakan naiknya angka potensi generasi muda terkena hipertensi terjadi karena berkembangnya pola hidup yang tidak sehat, stres, hingga kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan sehari- hari.
Hipertensi perlu diawasi karena dapat memicu penyakit komplikasi lainnya seperti penyakit jantung koroner, stroke, hingga penyakit gagal ginjal.
Hipertensi menjadi salah satu komorbid yang paling banyak ditemukan di masa pandemi COVID-19, Satgas COVID-19 mencatat hingga awal Juni 2021 ada 50 persen pasien COVID-19 memiliki hipertensi, diikuti 36,6 persen memiliki komorbid diabetes melitus,dan 17,4 memiliki penyakit jantung. (Ant/OL-12)
Sebuah studi mengungkap ChatGPT kerap memberikan informasi berbahaya kepada remaja.
Remaja yang sedang menghadapi krisis pencarian identitas biasanya lebih rentan terpengaruh godaan untuk ikut menyalahgunakan narkoba.
Melalui pembaruan fitur Pelibatan Keluarga, TikTok berupaya agar orangtua dan wali dapat lebih terlibat dalam mendampingi pengalaman digital anak remaja mereka
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Keterlibatan remaja sejak awal menjadi fondasi utama Gerakan RAW termasuk dalam merumuskan nama, nilai, dan arah strategis yang mencerminkan suara dan kebutuhan mereka.
Kasus diabetes pada anak muda makin meningkat akibat pola makan buruk dan gaya hidup pasif. Kenali penyebab, dampak, dan cara pencegahannya sejak dini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved