Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Agar Konsumsi Jamu Tetap Menjadi Budaya Bangsa

Mediaindonesia.com
27/5/2021 16:17
Agar Konsumsi Jamu Tetap Menjadi Budaya Bangsa
Peringatan Hari Jamu Nasional ke-13.(DOK Pribadi.)

PERINGATAN Hari Jamu Nasional bertujuan mendorong pemerintah, baik Kementerian Kesehatan maupun Badan POM, serta pihak terkait agar mempromosikan dan menyosialisasikan jamu kepada masyarakat. Harapannya, konsumsi jamu tetap menjadi bagian budaya bangsa Indonesia.

Itu disampaikan Ketua Umum GP Jamu Dwi Ranny Zarman, Kamis (27/5), saat peringatan Hari Jamu Nasional Ke-13 yang dilakukan secara daring karena masih dalam kondisi pandemi covid-19. Acara bertema Memasyarakatkan jamu untuk menyehatkan masyarakat itu digelar bersamaan dengan Rakernas GP Jamu. Dwi berharap jamu juga dapat masuk ke rumah sakit dan melalui resep dokter.

Menurut Wakil Ketua Umum Humas GP Jamu Indonesia dan CEO and Founder Nucleus Farma Edward Basilianus, perlu pendampingan dari BPOM dalam proses pengurusan nomor izin edar (NIE) dan peningkatan izin fasilitas dari usaha mikro obat tradisional (UMOT) ke usaha kecil obat tradisional (UKOT) maupun UKOT ke industri obat tradisional (IOT). Dengan demikian, peluncuran produk jamu tidak terlalu lama.

"Soalnya, pengusaha tersebut sudah mengeluarkan banyak dana untuk pembuatan produk-produk jamu baru. Agar tidak terlalu lama dana berhenti, para pengusaha jamu butuh pendampingan BPOM. Semoga dengan perubahan yang bagus ini industri jamu akan menjadi industri jamu terbesar di negeri sendiri," tandas Edward dalam keterangan resmi, Kamis (2/5).

Ketua Badan POM Penny Lukito sebagai keynote speaker Rakernas GP Jamu mengatakan dalam memasyarakatkan jamu perlu didukung ABG alias akademisi, bisnis, dan government atau pemerintah ditambah masyarakat. Ia menguraikan akademisi dilibatkan dalam penelitian ilmiah. Bisnis ialah pelaku usaha bidang jamu dan obat tradisional yang menjaga kualitas, keamanan, dan kegunaan produk jamu yang dihasilkan untuk kesehatan konsumen.

Pemerintah, dalam hal ini BPOM, mempermudah perizinan, birokrasi sertifikasi, dan membantu UMKM dalam era digital. Masyarakat atau komunitas, imbuh Penny, harus juga diedukasi agar melek literasi konsumsi jamu yang sehat.

 

Sekjen Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengutip pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi menambahkan bahwa hasil riset 31,4% masyarakat menggunakan ramuan tradisional dan 12,9 % meramu secara mandiri. Kementerian Kesehatan mengapresiasi situasi ini terutama di masa pandemi jamu masih menjadi pilihan masyarakat, karena secara turun temurun sudah digunakan sebagai warisan budaya dari nenek moyang. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik