Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bisnis Kuliner Harus Ambil Peran dalam Pengendalian Sampah Plastik

Atalya Puspa
24/4/2021 16:55
Bisnis Kuliner Harus Ambil Peran dalam Pengendalian Sampah Plastik
Pelaku usaha menyajikan minuman di gelas kertas saat kegiatan "Minggu Tanpa Plastik" di Denpasar, Bali, Minggu (18/4/2021)(ANTARA/ FIKRI YUSUF)

Sampah plastik datang dari berbagai sumber, salah satunya yakni bisnis kuliner. Pasalnya, binsis kuliner menggunakan banyak komponen plastik dalam pengemasan, khususnya saat pandemi ini ketika banyak restoran yang tidak melayani pengunjungnya untuk makan di tempat.

"Pandemi covid-19 ini menimbulkan masalah baru, karena banyak konsumen yang akhirnya take away makanan. Costumer services di Indonesia ini sangat baik, mengemas makanan semua dipisah, mulai dari sambel hingga lauk-pauknya, dan akhirnya plastik tersebut hanya digunakan paling untuk waktu kurang dari 1 jam," beber Founder Loka Padang, Irene Umar dalam webinar Bank Sampah Nusantara LPBI NU, Jumat (23/4).

Ia mengatakan, penggunaan plastik dalam dunia kuliner tentunya sangat mengancam bumi. Dikatakan Irene bahwa 1 dari 7 sampah plastik di Indonesia merupakan sampah plastik sisa saus sachet.

Baca juga: Baznas Salurkan PMT Gizi Pemulihan pada Balita & Bumil di Sidoarjo

"Diprediksi beberapa tahun ke depan akan ada 1,3 triliun sampah sambal sachet," katanya.

Terlebih lagi, berbagai kemasan plastik yang banyak digunakan di masyarakat sangat sulit diurai, seperti kantong kresek yang membutuhkan waktu 50 tahun, kaleng minuman 80-100 tahun, dan botol plastik 450 tahun.

"Ini akan berdampak pada bumi kita tercinta. Kita harus ambil peran dari sekarang, meskipun hanya langkah kecil," imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, Chief of Impact Loka Padang Rosalyna Wijaya mengungkapkan, dalam bisnisnya pihaknya berupaya untuk mengambi peran dalam meminimalisir penggunaan plastik. Adapun, langkah yang dilakukan yakni dengan menerapkan sistem zero waste.

"Di Loka Padang, kita punya program Katering yang zero waste. Nanti kita akan supply kotak makan kita ke customer, atau mereka bisa memberikan kotak makan mereka sendiri," ucapnya.

Selain itu, untuk nasi boks dengan kemasan sekali pakai, pihaknya juga memilih menggunakan boks yang terbuat dari anyaman.

"Zero plastic. Dan di dalam boksnya itu juga kita gunakan daun sebagai pembatas antar lauk dan nasi. Ini mungkin hal kecil yang kita lakukan tapi berarti untuk bumi," bebernya.

Ia berharap, ke depannya semakin banyak pebisnis yang menyadari bahwa mulai sekarang sustainable business berbasis lingkungan merupakan hal yang perlu dimulai demi menjaga lingkungan. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya