Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
Sebanyak 8.962 warga UGM menerima vaksin Covid-19 tahap II. Vaksinasi tahap II untuk warga UGM dilaksanakan selama 5 hari bagi purnakarya dosen dan tenaga kependidikan, warga sekitar UGM dan perwakilan PTN/PTS lansia pada tanggal 17 dan 18 April 2021. Sementara untuk dosen dan tenaga kependidikan pada tanggal 24, 25 dan 29 April 2021 di Grha Sabha Pramana.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Prof. Bambang Agus Kironoto, mengatakan UGM menyelenggarakan vaksinasi dalam rangka mendukung program pemerintah terkait percepatan vaksinasi di Indonesia, khususnya untuk para lansia UGM dan masyarak sekitar UGM. Pemberian vaksin ini sangat penting, bukan hanya untuk melindungi warga UGM dari covid-19, tetapi untuk dapat segera memulihkan aktifitas sosial dan ekonomi warga UGM yang terkena dampak pandemi.
“Pengalaman pemberian vaksin tahap pertama kemarin sempat terjadi kerumunan, terutama pelaksanaan di sesi yang pertama, tetapi untuk vaksin tahap kedua saat ini relatif tertata dan lancar," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (18/4).
Baca juga: BMKG : Waspadai Rentetan Gempa di Zona Megathrust Sumba
Disampaikannya, vaksinasi tahap I untuk purnakarya dosen dan tendik hanya mencapai target 80% dari yang direncanakan. Sementara untuk dosen dan tendik non lansia jauh lebih baik sebanyak 90% mengikuti vaksinasi.
Pemberian vaksin tahap I untuk lansia awalnya menargetkan diikuti 2.681 tetapi hanya diikuti 850. Ada beberapa faktor yang tidak memungkinkan beberapa warga UGM lansia untuk bisa divaksin karena usia dan memiliki komorbid seperti gula dan tensi tinggi.
Target tidak terpenuhi juga dikarenakan sebagian perwakilan warga pedukuhan sekitar UGM tidak hadir. Demikian pula perwakilan PTN/ PTS sekitar UGM, padahal UGM menyediakan fasilitas skrining awal berupa google form yang bisa diakses melalui smartphone.
“Tapi dari pemberian vaksin pertama bisa kita simpulkan sebagian besar memenuhi syarat menerima vaksin. Meski ada beberapa yang tertunda dan yang menjadi faktor utamanya adalah tensi, itupun persentasenya hanya 1-2% yang harus ditunda," katanya.
Ia menyampaikan pemberian vaksin I dan vaksin II untuk warga UGM sedikit mengalami pergeseran jam pelayanan. Karena pemberian vaksin tahap II memasuki bulan puasa maka pelayanan pemberian vaksin maksimal dilakukan hanya sampai jam 14.00 WIB.
Hal ini mengacu pada aturan yang diberikan oleh pemerintah, sekaligus memberikan kesempatan petugas bisa berbuka puasa di rumah. Sebab, pengalaman tahap I pelayanan vaksin sampai jam 16 ditambah proses rekapitulasi data cek masuk kedalam sistem dan lain-lain memakan waktu lebih dari 2 jam dan menjadikan petugas harus pulang setelah Magrib.
Baca juga: Yaqut Minta ASN Kemenag Adil dalam Pelayanan
“Ini bulan puasa, pemerintah jam 14.00 WIB harus sudah selesai dan kami membatasi hanya sampai jam 12.00 WIB atau jam 13.00 WIB batas pendaftaran sehingga harapannya jam 14.00 WIB sudah selesai. Rekapitulasi diperkirakan sekitar 2 jam sehingga dimungkinkan masih sempat berbuka puasa di rumah," jelasnya.
Bambang mengingatkan meski telah divaksinasi daya tahan tubuh orang berbeda-beda. Proses pembentukan antibodi orang berbeda-beda ada yang tinggi dan tidak terlalu tinggi sehingga risiko terpapar covid itu masih sangat mungkin.
Meski begitu, katanya, mereka yang telah menerima vaksin risiko terpapar memang tidak sebesar mereka yang tidak divaksin. Hanya saja, risiko itu tetap ada apalagi sifat virus yang bisa bermutasi.
“Untuk itu kami berharap bahwa protokol kesehatan tetap dilakukan, sampai memastikan semuanya aman. Paling tidak masker, cuci tangan dan jaga jarak tetap dilakukan. Tidak berkerumun dan karenanya kegiatan-kegiatan akademik pun masih tetap dengan protokol kesehatan," terangnya.
Soal pemberian vaksin kepada mahasiswa, kata Bambang, masih belum bisa dipastikan jadwalnya karena dari program pemerintah belum sampai ke mahasiswa, dan pihak UGM sudah pernah menanyakan hal tersebut. Pemerintah nampaknya masih belum siap untuk memberi vaksin kepada mahasiswa karena keterbatasan jumlah vaksin.
“Kita belum tahu tapi mudah-mudahan dalam beberapa bulan kedepan sudah bisa dilaksanakan," tandasnya.(H-3)
Vaksin influenza untuk anak bisa diberikan pada anak berusia lebih dari 3 bulan. Selain anak, vaksin flu juga perlu diberikan untuk kelompok rentan.
Vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Demam setelah imunisasi pada anak adalah salah satu efek samping yang sering terjadi dan menjadi kekhawatiran banyak orang tua.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi IMS gonorea, yagn difokuskan pada pria gay dan biseksual.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV.
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Tim The Valuator terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria UGM angkatan 2022, yaitu Rafael Wicaksono Hadi, Victorius Chendryanto, dan Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana.
Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI) UGM menyampaikan duka cita atas berpulangnya Arya Daru Pangayunan, yang ditemukan meninggal di Menteng
Partisipasi pemilih tidak ditentukan oleh desain pemilu, tetapi oleh kekuatan hubungan antara pemilih dan para kontestan.
Varian baru virus SARS-CoV-2 yang dikenal dengan nama Nimbus atau varian NB.1.8.1 mulai menarik perhatian dunia setelah penyebarannya meningkat di sejumlah negara Asia.
UGM belum bisa menyampaikan terkait keberlanjutan program KKN di wilayah tersebut, yang terdapat 9 tim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved