Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
APARATUR sipil negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) diminta tIDak mendiskriminasi pelayanan kepada semua umat beragama. Pelayanan mesti berlaku adil.
"Tidak boleh ada diskriminasi di negeri ini, apalagi di lingkungan Kementerian Agama. Kita harus adil secara proporsional kepada umat bergama yang ada," kata Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis, Minggu (18/4).
Yaqut menekankan kepada seluruh jajarannya bahwa Kemenag adalah milik semua agama. Kantor Urusan Agama (KUA) disebut sebagai etalase Kemenag dan ke depan harus bisa melayani semua agama.
Baca juga: Berbuka dengan para Manula di Bantaran Sungai Code
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga meminta kepada para ASN untuk mematuhi dan menjalankan 'manajemen barisan'. Khususnya dalam tata kelola birokrasi di Kemenag.
"Saya bersama jajaran Kemenag akan menjalankan manajemen barisan. Yakni, kalau yang di depan berjalan dengan kaki kanan yang melangkah duluan, maka yang di belakang akan ikut melangkah dengan kaki kanan," ujar Yaqut.
Langkah itu, kata Yaqut, untuk kemajuan Kemenag. Selain itu, tata kelola Kemenag harus bersikap layaknya ajaran agama.
"Bila ada yang keberatan melangkah bersama kami silahkan keluar dari barisan. Saya tidak ingin Kemenag yang ada namanya agama, namun tidak mencerminkan agama dalam tata kelola," tegas Yaqut. (OL-1)
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) menargetkan pencatatan pernikahan secara nasional mencapai dua juta pasangan pada 2025.
Berdasarkan catatan SIMKAH Kemenag jumlah pasangan di bawah usia 19 tahun yang menikah menurun signifikan dalam tiga tahun terakhir:
PROGRAM Pembibitan Calon Dai Muda Tahun 2025 menyasar generasi muda usia maksimal 25 tahun dari seluruh provinsi di Indonesia. Program Kementerian Agama (Kemenag) itu fokus untuk regenerasi
WAKIL Menteri Agama Romo Muhammad Syafii menyatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) sudah tidak lagi mengurus haji dan akan lebih fokus pada layanan keagamaan serta pendidikan agama.
Agama harus menjadi energi positif untuk merawat persatuan, bukan alat politik identitas yang memecah belah.
Menag Nasaruddin siap menyerahkan 'tongkat' tersebut dan berharap dengan peralihan ini, kualitas penyelenggaraan haji Indonesia akan semakin baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved