Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Indonesia Beruntung Dapat Akses Vaksin Covid-19 dalam Jumlah Besar

M. Ilham Ramadhan Avisena
25/3/2021 14:21
Indonesia Beruntung Dapat Akses Vaksin Covid-19 dalam Jumlah Besar
Menkeu Sri Mulyani Indrawati.(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia tergolong beruntung lantaran dapat mengakses jumlah vaksin dalam jumlah besar dari negara-negara lain. Pasalnya, beberapa negara di Eropa mengalami kesulitan untuk mendapatkan vaksin covid-19.

"Eropa paling struggle, karena dari sisi vaksin mereka menajdi yang tertinggal dari Inggris dan Amerika Serikat. Bahkan mereka sedang membuat regulasi pelarangan vaksin ke luar Eropa," imbuh Sri Mulyani dalam talk show Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, Kamis (25/3).

"Austalia tidak bisa melakukan importasi vaksin, karena negara-negara Eropa juga kekurangan vaksin Covid-19. Beruntung bagi Indonesia diperbolehkan krdena dianggap sebagai negara berkembang. Ini sesuatu yang harus diwaspadai dari sisi vaksin dan gelombang 3 di Eropa," sambungnya.

Vaksinasi, merupakan opsi penting untuk mengungkit perekonomian, tidak saja di tingkat nasional, melainkan global. Bahkan, setelah isu vaksinasi berjalan, lembaga lembaga keuangan internasional mulai merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.

"Untuk dunia, setelah tahun lalu lembaga internasional merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global, dan ditutup pada level -3,4%. Tahun ini seperti OECD merevisi ke atas, di 2021 diproyeksikan ekonomi dunia tumbuh 5,6%, IMF 5,5%. Dan ini akan kita lihat lagi, biasanya pada April atau Juni akan ada revisi lagi," terang Sri Muluyani.

Optimisme yang timbul akibat vaksinasi juga dimanfaatkan Indonesia untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi. Pemerintah mematok ekonomi Tanah Air akan tumbuh di kisaran 4,5% hingga 5,3% di 2021.

Namun optimisme itu juga dibarengi dengan peningkatan kewaspadaan dari pandemi covid-19. Karena vaksinasi tidak serta merta meniadakan virus itu. Untuk meminimalisasi ancaman pandemi, kata Sri Mulyani, Indonesia perlu cermat menyikapi dinamika yang ada.

"Kita harus wasapada dan disiplin protokol kesehatan, sehingga tidak muncul dilema antara rem dan gas, karena kalau jumlah covid naik, memaksa negara melakukan rem. Persis seperti yang terjadi di Eropa saat ini, semoga tidak di kita, kita berharap akselerasi terjadi," tuturnya. (Mir/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya