Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bahar menyebut Indonesia diproyeksikan mencapai net-zero emissions atau nol emisi pada 2070.
"Kita memproyeksikan Indonesia dengan skenario ambisius dan diproyeksikan mencapai net-zero emissions pada 2070," ungkap Siti dalam Public Consultation Indonesia 2050 LTS-LCCR, Rabu (24/3).
Lebih lanjut, Siti menjelaskan target jangka panjang tersebut didukung berbagai skenario. Salah satunya, low carbon compatible with Paris Agreement secara nasional.
Baca juga: KLHK: PSBB Bantu Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca
Secara nasional, Indonesia akan mencapai puncak target karbon rendah sesuai Paris Agreement yang diratifikasi 1,49%, pada 2030 mendatang. Oleh karena itu, seluruh sektor harus semakin meningkatkan upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
"Diharapkan pada 2050 dapat tercapai ketahanan iklim melalui path way sektoral dan kewilayahan," imbuhnya.
Pada 2050, kata Siti, diperkirakan bauran energi primer untuk batubara 39%, gas 12%, minyak bumi 17% dan EBT 32%. Angka itu sedikit di atas target kebijakan energi nasional.
Baca juga: Upaya Penanggulangan Covid-19 Juga Bisa Diterapkan ke TBC
Pihaknya optimistis hal ini dapat dicapai melalui pengurangan konsumsi batubara. Berikut, transformasi sistem energi dengan fokus pada transportasi dan pembangkit listrik, serta penerapan teknologi yang berdampak signifikan dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
Siti mengapresiasi keaktifan Kementerian ESDM dalam kebijakan dan implementasi, yang turut mendorong penurunan emisi gas rumah kaca lebih besar. Begitu pula aksi nyata di sektor limbah, pertanian dan industri, yang juga berperan penting dalam mendukung upaya menuju net-zero deforestation.
Dia menambahkan bahwa Indonesia sangat berkepentingan untuk mengendalikan dampak perubahan iklim. Mengingat, kondisi geografis, klimatologis, demografis dan sosial ekonomi yang sangat rentan.(OL-11)
Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi publik, tetapi juga memfasilitasi jembatan langsung antara masyarakat dan ruang-ruang pengambilan kebijakan.
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Fenomena Hujan Carnian atau Carnian Pluvial Episode (CPE) adalah sebuah peristiwa geologis yang terjadi sekitar 232 juta tahun lalu pada periode Trias Akhir
Lewat REDD+ dan GREEN for Riau ini, pemerintah bersama jajaran pemangku kepentingan akan bekerja sama dalam menekan dan menurunkan emisi karbon.
Penerapan sistem informasi berbasis teknologi seperti SSIINas ini dapat memberikan kemudahan bagi sektor industri untuk melaporkan data emisinya secara terintegrasi.
SKK Migas mencatat Indonesia memiliki cadangan gas terbukti sebesar 54,76 Trilliun Standard Cubic Feet (TSCF).
SEKITAR 18 juta kebun sawit di Indonesia saat ini dapat memproduksi palm oil mill effluent (POME) sekitar 910 ribu ton atau setara 36 juta tCO2eq emisi gas rumah kaca.
Indonesia tertinggal dalam mitigasi gas rumah kaca (GRK) kendaraan bermotor. Ketertinggalan itu mencakup tidak diaturnya standar karbon kendaraan dan elektrifikasi kendaraan bermotor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved