Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
FEDERASI Serikat Guru Indonesia (FSGI) telah melakukan survei singkat tentang Persepsi Guru atas Program Vaksinasi. Survei yang diikuti oleh 2.406 guru dari 23 provinsi di Indonesia meunjukkan hasil bahwa 97,73% guru bersedia divaksin dan sisanya 8,17% guru menolak divaksin dengan alasan khawatir efek samping atau ragu pada kualitas vaksin.
"Sekitar 5 juta guru akan menjadi sasaran dari program ini (valsinasi) dan direncanakan selesai Juni 2021. Kick off vaksinasi guru sudah dilaksanakan sejak 24 Februari 2021. Namun, secara informal, di lapangan masih ada guru yang ragu-ragu bahkan menolak untuk divaksinasi," ungkap Sekjen FSGI Heru Purnomo dalam keterangan resmi, Rabu (17/3).
Dijelaskannya, ada beberapa alasan guru bersedia mengikuti vaksinasi Covid-19. Guru yang mengikuti karena ingin memiliki kekebalan tubuh terhadap penularan virus sebanyak 79,43%. Berikutnya guru-guru berharap agar PTM dapat berjalan dengan aman jika dilaksanakan sebanyak 63,62%.
Sebanyak 37,56% beralasan karena situasi penyebaran Covid-19 yang masih mengkhawatirkan. Sebanyak 28,55% menyatakan karena tidak tahu kapan pandemi akan berakhir dan sebanyak 17,58% yang menyatakan yakin dengan produk vaksinnya.
"Sisanya sebanyak 4,89% menyatakan karena takut diberikan sanksi atau hukuman dan sebanyak 0,63% karena ada paksaan dari atasan," imbuhnya.
Sementara, alasan guru tidak bersedia mengikuti vaksinasi Covid-19 dikarenakan khawatir dengan efek samping dari vaksin sebanyak 63,32% dan sebanyak 41,71% ragu dengan kualitas produk vaksin. Berikutnya beralasan memiliki penyakit bawaan (comorbid) sebanyak 25,13% dan karena pemberitaan negatif tentang vaksinasi di media sosial sebanyak 22,11%.
Ada juga yang menyatakan karena masih ada kemungkinan tertular virus Covid-19 sebanyak 12,06% dan penyebaran virus Covid-19 yang tidak mengkhawatirkan pada wilayah guru yang bersangkutan sebanyak 10,55%. Sisanya menyatakan bahwa lebih baik ikut vaksinasi secara mandiri sebanyak 3,02% dan sebanyak 0,3% karena tidak takut terinfeksi virus Covid-19.
Baca juga : Pemerintah Percepat Terwujudnya Herd Immunity
Diakuinya, antusiasme guru untuk mengikuti vaksinasi memang tinggi dari keseluruhan responden. Namun, perlu diperhatikan bahwa masih ada guru yang menyatakan tidak bersedia untuk divaksinasi sebanyak 8,27%.
Angka ini tentunya tidak bisa dipandang remeh mengingat target dari pelaksanaan vaksinasi bagi guru adalah bisa terlaksananya PTM di awal semester 2021-2022. Begitu PTM dilaksanakan tentunya tidak hanya guru dan tenaga kependidikan yang berada di sekolah tetapi juga siswa yang sampai dengan saat ini belum menjadi kelompok yang akan divaksinasi.
"Apabila masih ada guru yang belum divaksin plus siswa yang juga belum divaksin maka Herd Immunity secara komunal di lingkungan sekolah sulit untuk terbentuk," kata dia.
FSGI pun mendorong Kemdikbud, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan di daerah untuk melakukan sosialisasi lebih massif khususnya untuk Guru Jenjang SMA/SMK dan yang berusia dibawah 50 tahun agar mendukung program vaksinasi covid-19. Materi sosialisasi ditekankan pada kualitas vaksin dan efek sampingnya serta jaminan keberhasilan vaksin, karena guru-guru yang menolak vaksi meragukan kualitas vaksin dan mafaat bagi dirinya.
FSGI juga meminta pemerintah pusat dan daerah untuk membuat program yang terencana dan prioritas kepada guru. Kemudia diinformasikan dengan baik ke seluruh guru negeri maupun swasta di seluruh wilayah Indonesia.
"FSGI mendorong pemerintah pusat dan daerah tidak menjadikan program vaksinasi dasar untuk membuka sekolah, sebelum memastikan tersedianya prokes di sekolah, dan adanya jaminan bahwa ada SOP Protokol Kesehatan dapat dijalankan oleh semua warga sekolah," tegasnya.
Sebagai informasi, 2406 guru yang mengikuti survei tersebut berasal dari jenjang pendidikan PAUD/TK sampai SMA/SMK/MA. Rinciannya; 6,28% guru PAUD/ TK, 50,50% guru SD/ MI, 37,20% guru SMP/ MTs dan 5,99% guru SMA/ SMK/ MA. Para guru yang berada pada rentang 20-59 tahun dengan rincian; usia 20-29 tahun sebanyak 17,62%, guru yang berusia 30-39 tahun sebanyak 22,69%, guru yang berusia 40-49 tahun sebanyak 20,57% dan dominan diikuti oleh guru SMA/ SMK/ MA sebanyak 39,11%.(OL-7)
Sebanyak 53% pekerja penuh waktu mengatakan bahwa mereka menabung lebih sedikit dari rencana, hanya 23% yang mampu menabung lebih banyak dari yang ditargetkan.
Survei YouGov di Indonesia tentang resolusi tahun baru 2025 mengungkapkan 74% responden ingin mengelola keuangan dengan lebih baik.
Lembaga riset Ethical Politics mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencapai 77,73%.
Pramono mengatakan enggan untuk membuat konten khusus terkait pekerjaannya. Sebab, ia tidak terlalu suka untuk tampil di media sosial.
40 persen responden mengaku sangat mengkhawatirkan kemungkinan AS akan terlibat dalam perang besar dengan Iran.
Sebanyak 46% responden menyatakan pendapatan mereka tidak berubah dibandingkan tahun lalu, sementara 18% mengalami penurunan.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved