Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kemenkes Pastikan Stok Vaksin untuk Manula dan Pelayan Publik Aman

Basuki Eka Purnama
15/3/2021 09:28
Kemenkes Pastikan Stok Vaksin untuk Manula dan Pelayan Publik Aman
Dua warga lanjut usia (lansia) menjalani cek kesehatan sebelum mendapatkan vaksinasi covid-19 di Yayasan Bhakti Suci, Pontianak, Kalbar.(ANTARA/Jessica Helena Wuysang)

JURU Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memastikan stok vaksin covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia) dan petugas pelayanan publik aman.

"Vaksin Sinovac yang sudah jadi kan 3 juta. Terus kita tahu ada Sinovac dalam bentuk bulk sebanyak 35 juta dosis. Jadi kurang lebih totalnya itu bisa untuk sekitar 33 juta dosis," kata Siti Nadia Tarmizi, Senin (15/3) pagi.

Nadia mengatakan stok dan distribusi vaksin covid-19 di Indonesia masih aman sehingga pemerintah meyakini program vaksinisasi bisa berjalan lancar.

Baca juga: Jangan Sebar Hoaks, Masyarakat Diminta Dukung Vaksinasi Covid-19

Target vaksin untuk masyarakat lansia telah dialokasi sekitar 21,5 juta dosis. Kemudian, target vaksin untuk petugas pelayanan publik telah dialokasikan sekitar 16,9 juta dosis.

"Ini tentunya kalau kita lihat angka 33 juta pasti tidak cukup dong. Minimal kita butuh vaksinasinya itu adalah 70 juta. Jadi kita masih perlu datangkan vaksin lainnya pada Maret ini. Masih akan ada 20 juta dan ada vaksin dari AstraZeneca," katanya.

Dia menambahkan, proses distribusi vaksin selama ini berjalan lancar karena dilakukan secara bertahap.

"Tidak terlalu ada kendala, karena memang gudang vaksin sudah dikosongkan. Jadi saat kedatangan vaksin, gudang-gudang vaksin sudah
dikosongkan," katanya.

Pemerintah menggunakan dua mekanisme dalam distribusi vaksin.

"Pertama, melalui dinas kesehatan provinsi, tapi kita juga melalui Bio Farma," katanya.

Tantangan dalam proses distribusi vaksin terjadi di sejumlah lokasi pengiriman pada daerah terpencil.

"Karena terkait pengiriman melalui darat, itu tidak selalu bisa lancar," katanya.

Ada pula daerah yang membutuhkan waktu yang relatif lebih panjang dalam proses distribusi.

"Tapi, sejauh ini, tidak ada kendala yang berarti untuk proses distribusi," kata Siti Nadia.

Menurut dia, upaya menjaga ketersediaan stok vaksin adalah yang terpenting untuk dilakukan, alasannya orang yang sudah mendapatkan dosis pertama harus dipastikan memperoleh dosis kedua, sehingga pemerintah harus memastikan ketersediaan vaksin untuk masyarakat.

Siti Nadia menambahkan ada selang waktu 14 hari dari pemberian vaksin tahap pertama ke tahap kedua. Sedangkan untuk lansia, ada selang waktu 28 hari dari pemberian vaksin dosis pertama ke tahap kedua.

"Kita melakukan prioritas. Dalam vaksinasi ini ada beberapa prioritas-prioritas yang tentunya kita susun. Misalnya, untuk lansia hanya di ibu kota provinsi. Semua lansia harus dapat. Jadi kita atur proses distribusinya," ujar Siti Nadia. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya