Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Obesitas terjadi ketika seseorang memiliki indeks massa tubuh (BMI) bernilai 30 atau lebih tinggi. BMI dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. BMI ini memberikan prediksi yang cukup akurat bagi masyarakat umum, namun tidak bisa diterapkan untuk bagi sebagian orang seperti atlet, dan ibu hamil.
Penyebab obesitas bisa beragam, seperti faktor genetik, gaya hidup keluarga, tidak aktif atau kurang berolahraga, pola makan yang tidak sehat, serta masalah medis tertentu.
Baca juga: Kanker Prostat, Kapan Waktu Tepat untuk Deteksi Dini?
Obesitas berbahaya karena bisa menimbulkan komplikasi penyakit seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung.
Simak tips mengatasi obesitas berikut:
Konsumsi buah dan sayur yang cukup
Sayuran memiliki kandungan serat yang tinggi dan rendah kalori, serta kaya akan vitamin, antioksidan, mineral, dan kalsium. Konsumsi sayur dan buah tidak hanya bagus untuk menurunkan berat badan, namun juga mengoptimalkan kesehatan secara keseluruhan
Tidur cukup dan berkualitas
Waktu tidur yang kurang, dan tidur yang tidak berkualitas terbukti memicu obesitas. Kurang tidur bisa menurunkan produksi hormon leptin. Hormon tersebut berfungsi meningkatkan rasa kenyang. Saat tubuh kekurangan kadar leptin, nafsu makan pun meningkat. Selain itu, kurang tidur juga bisa meningkatkan produksi hormon ghrelin yang bertugas merangsang nafu makan
Aktivitas fisik 30 menit sehari
Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari atau minimal 150 menit per minggu. Jika tidak sempat berolahraga, maksimalkan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari seperti naik turun tangga, cuci kendaraan sendiri, dan membersihkan halaman. Aktivitas ini juga menurunkan risiko penyakit jantung.
Kelola stres
Stres bisa menjadi salah satu alasan kelebihan berat badan, terutama bagi penderita diabetes. Sebuah penelitian mengatakan bahwa orang dengan sindrom metabolik (termasuk diabetes) dan gejala depresi memiliki peluang lebih kecil untuk dapat menurunkan berat badan. (H-3)
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
Pneumonia bisa menjadi invasif dan berat bagi orang dewasa, terlebih bagi individu yang memiliki penyakit komorbid misalnya HIV atau penyakit jantung pada usia lanjut.
Gejala pneumonia berbeda dengan flu dan pada kasus berat, penyakit bisa menyebar ke organ tubuh lain.
Gejala awal pneumonia pada anak sering disalahartikan sebagai batuk pilek biasa, sehingga tidak jarang kondisi ini disepelekan begitu saja.
Pada dasarnya, ciri-ciri campak pada orang dewasa dan anak-anak memang hampir sama. Namun, gejala pada orang dewasa biasanya lebih berat dan bertahan lebih lama.
Aktris asal Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun. Sebelum meninggal, Kang Seo Ha berjuang melawan kanker lambung.
BANYAK mengonsumsi gula bisa berbahaya bagi tubuh untuk jangka panjang karena bisa terserang berbagai penyakit salah satunya obesitas hingga diabetes melitus.
Kesehatan mulut tak hanya soal gigi bersih. Penyakit gusi bisa memicu diabetes, jantung, infeksi paru, hingga komplikasi kehamilan. Jaga mulut sehat sekarang!
Kasus diabetes pada anak muda makin meningkat akibat pola makan buruk dan gaya hidup pasif. Kenali penyebab, dampak, dan cara pencegahannya sejak dini.
konsumsi gula berlebih tak hanya berdampak pada berat badan, juga bisa memengaruhi energi, suasana hati, metabolisme, hingga keintiman.
Penderita diabetes tetap bisa menikmati buah dengan aman. Temukan 16 buah rendah indeks glikemik yang kaya serat dan nutrisi.
Sertifikasi AKL merupakan syarat resmi dari Kemenkes untuk menjamin bahwa alat kesehatan yang beredar memenuhi standar keamanan, kualitas, dan kepraktisan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved