Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

WALHI Imbau Pemerintah Antisipasi Vaksin Palsu dari Limbah Medis

Atalya Puspa
17/2/2021 16:50
 WALHI Imbau Pemerintah Antisipasi Vaksin Palsu dari Limbah Medis
Ilustrasi(Istimewa)

LSM Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengingatkan pemerintah akan pentingnya pengolahan limbah medis, khususnya ketika proram vaksinasi nasional berlangsung.

Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Dwi Sawung mengungkapkan, limbah medis bukan hanya berpotensi merusak lingkungan. Lebih jauh dari itu, botol bekas vaksin justru bisa berpotensi memunculkan masalah baru, yakni vaksin palsu.

"Sebenarnya, yang riskan dari limbah medis di masa pandemi ini adalah botol vaksin. Apalagi ada rencana vaksin mandiri," kata Sawung kepada Media Indonesia, Rabu (17/2).

Botol vaksin rawan disalahgunakan untuk membuat vaksin palsu yang akan dijual ke tempat yang akan menyelenggarakan vaksin mandiri. Dari pengalaman lalu, vaksin palsu beredar di tempat vaksin swasta atau mandiri. Karenanya, ia mengimbau agar pemerintah benar-benar memerhatikan pengolahan limbah medis, khususnya botol bekas vaksin.

"Cara memusnahkannya sebenarnya mudah. Dibawa khusus dan dihancurkan dulu. Botol kacanya sih bisa diolah lagi," ucapnya.

Ia mengakui, terdapat sejumlah tantangan dalam pengolahan limbah medis, yakni saat pemilahan pengangkutan, dan pembiayaannya. "Pengangkutan ini masalahnya adalah sedikit, tapi banyak titik dan jauh ke tempat pengolahan," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, pengolahan limbah medis dapat dilakukan dengan menciptakan sinergi di berbagai sektor. "Untuk saat ini perlu juga di dalam bagian satgas, baik di pusat dan di daerah, ada yang menangani limbah medis, terutama untuk yang isolasi mandiri. Ini bisa memanfaatkan personil dinas lingkungan hidup, kebersihan untuk operasionalnya," bebernya.

Sebelumnya, Sekretaris Utama LIPI, Nur Tri Aries Suestiningtyas menyampaikan bahwa di Indonesia timbulan limbah medis termasuk masker dan Alat Pelindung Diri (APD) tercatat telah mencapai 1.662 ,75 ton pada Maret sampai September 2020.

“Ini harus menjadi perhatian kita bersama baik peneliti, penggiat dan juga sektor lingkungan hidup atas dampak buruk yang ditimbulkan oleh limbah medis terhadap lingkungan,” pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya