Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Inovasi Biopsi Robotik untuk Kanker Prostat

Ferdian Ananda Majni
17/2/2021 16:25
Inovasi Biopsi Robotik untuk Kanker Prostat
Ilustrasi(Instagram @siloamasri)

BERDASARKAN Global Cancer Statistics 2018 , diperkirakan sebanyak 1,2 juta kasus baru muncul di seluruh dunia dan 359.000 kematian disebabkan oleh kanker prostat. Rendahnya kepedulian dan pengetahuan tentang kanker prostat menyebabkan tingginya angka kejadian kasus.

"Keberhasilan pengobatan kanker prostat akan lebih tinggi jika deteksi dilakukan sejak dini dan terapi dilakukan dengan tepat," kata dokter spesialis konsultan uro-onkologi Siloam Hospitals ASRI Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid dalam virtual media breafing World Cancer Day 2021, Rabu (17/2).

Di Indonesia, jelasnya, kanker prostat menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diperkirakan mencapai 25.012 orang. Sebagian besar pasien didiagnosis pada stadium lanjut karena deteksi dini kasus kanker prostat belum optimal di Indonesia.

"Padahal, pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun dan mencapai di atas 90%. Angka ini dapat turun hingga 50% apabila ditemukan pada stadium lanjut. Oleh karena itu, program deteksi dini yang lebih baik dan efisien perlu ditingkatkan," urainya.

Deteksi dini bertujuan agar dapat dilakukan intervensi secepatnya dan mencegah prognosis yang lebih buruk. Seiring dengan makin canggihnya tekonologi, deteksi dini kini sudah bisa dilakukan lewat biopsi prostat dengan teknologi robotik.

"Biopsi prostat dengan teknologi robotik digunakan untuk meningkatkan ketepatan pengambilan sampel jaringan di lokasi sel kanker prostat. Dengan adanya teknologi ini, diagnosis menjadi lebih cepat dan akurat, waktu biopsi lebih singkat, serta menghindari dilakukannya biopsi ulang," terang dokter spesialis urologi dan Ketua Asri Urology Center (AUC) Nur Rasyid.

Ada beberapa metode biopsi yang biasa dilakukan oleh para ahli, seperti biopsi transperineal. Biopsi ini tidak melalui saluran cerna (gastro-intestinal) atau saluran kemih, melainkan melalui bagian perineal (di antara kantung kemaluan dan anus) dan memiliki risiko sepsis yang sangat kecil sehingga dianggap paling aman.

Lebih lanjut dr Agus Rizal menerangkan terdapat beberapa keuntungan menggunakan teknologi robotik untuk menangani probe. Pertama, gerakan pemindaian dapat membuat irisan gambar 2D yang terdistribusi secara merata untuk rekonstruksi 3D. Kedua, panduan jarum dapat secara otomatis disejajarkan pada target dan dikunci untuk biopsi.

"Yang terakhir, deformasi prostat karena interaksi dengan probe dapat diminimalkan karena gerakan yang sama dapat digunakan untuk memindai dan menyelaraskan probe untuk biopsi," sebutnya.

Pilihan terapi pada kanker prostat, baik operasi, radiasi, hormonal, kemoterapi bergantung pada stadium kanker serta kondisi pasien. Umumnya, tumor lokal dapat ditatalaksana dengan pembedahan dan radiasi, sedangkan tumor yang sudah menyebar perlu penatalaksanaan khusus dengan terapi hormonal atau kemoterapi.

Jika kanker prostat terjadi di stadium awal, menurut spesialis uro-onkologi Prof dr Chaidir Arif Mochtar, operasi laparoskopi merupakan pilihan utama dalam penanganannya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya