Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
HUJAN deras yang mengguyur Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur pada Minggu (14/2) telah mengakibatkan banjir dan longsornya tebing yang menimpa sejumlah rumah dan lahan pertanian.
Akibat bencana itu, sebanyak 55 kepala keluarga (KK) dengan total 186 jiwa terdampak dan ada 10 rumah yang tertimbun. Dari jumlah 21 warga yang dilaporkan hilang sejak kejadian, hingga Selasa (16/2) sore telah ditemukan 14 korban, 2 selamat, 12 meninggal dunia, dan 7 masih dalam pencarian.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan bahwa pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Nganjuk akan memberikan perhatian pada semua warga yang terdampak bencana.
"Saya mohon Bapak Bupati, setelah masa tanggap darurat segera ditetapkan tahap rehabilitasi rekonstruksi. Laporan dari Bapak Bupati akan sangat saya perhatikan sesuai tugas saya sebagai Menko dan nanti akan saya koordinasikan dengan kementerian/lembaga terkait," kata Muhadjir, Rabu (17/2).
Untuk sementara, proses evakuasi dan pencarian korban di Ngetos masih dilakukan oleh tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan seluruh tim yang berjumlah 429 personel. Sedangkan untuk tahap rehabilitasi rekonstruksi akan melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU-Pera).
Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidaya mengaku akan merelokasi korban yang rumahnya hancur ke Desa Ngetos di tepi jalan dengan status tanah milik Perhutani. Selama belum menempati rumah baru tersebut, imbuh Novi, Pemerintah Kabupaten Nganjuk sudah menyiapkan rumah sementara di Desa Sendang Bumen, Kecamatan Brebek, Kabupaten Nganjuk.
"Di sana ada rumah ex-pemberian Kemen PU-Pera yang dulu untuk transmigrasi. Ada 40 unit rumah yang terisi, 40 unit rumah kosong. Harapan kami dari 54 KK yang terdampak bisa mendapatkan bantuan," tandasnya.
Menteri Muhadjir sangat mendukung rencana relokasi yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Masyarakat diharapkan dapat menerima dengan lapang dada karena pemerintah akan mengupayakan tempat relokasi yang dipastikan lebih baik.
"Insya Allah nanti Pak Bupati akan menyiapkan lokasi yang representatif untuk hidup. Yang penting sediakan tanah, untuk rumahnya nanti bisa dibantu oleh pemerintah pusat," imbuhnya.
Di sisi lain, Menko PMK mengingatkan agar selama berada di pengungsian warga dapat tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes). Hal itu juga harus diberlakukan bagi siapapun yang datang untuk berkunjung.
"Siapapun yang berkunjung ke lokasi (pengungsian) harus dipastikan sehat dan tidak membawa virus Covid-19. Harus di swab, paling tidak rapid test antigen. Jangan maksudnya menolong saudara-saudaranya malah membawa penyakit," cetusnya.
Ia pun menginstruksikan kepada Kementerian Kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan para pengungsi. Terlebih, jangan sampai kejadian bencana tersebut makin diperparah dengan potensi klaster baru Covid-19 di pengungsian.
Sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian terhadap kesehatan para korban, Kemenko PMK memberikan bantuan berupa masker kain 500 pcs, masker KF94 (D2) 1.600, masker medis 3M 1 box @160 pcs, dan masker anak 300 pcs.
Demikian juga dengan BNPB telah menyerahkan bantuan antara lain masker, alat rapid test antigen, matras, dan paket makanan bagi para korban. Sedangkan Kemensos memberikan santunan ahli waris dari 3 korban meninggal dunia masing-masing Rp15 juta.
"Saya mohon semua bisa ikut memastikan kondisi dari para korban. Mereka juga agar diberikan pilihan apakah ingin tetap di pengunsian atau tinggal bersama keluarga yang lain. Tapi yang paling penting dijaga betul-betul kesehatannya," pungkas Muhadjir. (H-2)
Jasad Endang ditemukan setelah lima hari pencarian di lokasi tanah longsor.
BENCANA tanah longsor dan banjir bandang Pegunungan Arfak, tepatnya di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Papua Barat menelan belasan korban jiwa.
Sebanyak 19 warga Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, masih dinyatakan hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor.
Total ada lima kepala keluarga dengan 19 jiwa yang harus direlokasi untuk menghindari risiko yang lebih besar
Tiga rumah di Kota Samarinda tertimbun longsor, Senin (12/5). Diperkirakan sebanyak empat orang terjebak di dalamnya.
Tanah longsor menutup akses jalan penghubung Majalengka-Kuningan, Jawa Barat, tepatnya di Desa Sindangpanji, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, pada Minggu (11/5) malam.
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun.
Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebanyak tujuh unit rumah rusak ringan, satu unit rumah rusak sedang, dan tiga unit rumah rusak berat akibat angin kencang pada Sabtu (10/5).
Sebanyak 248 orang terdampak bencana angin puting beliung yang melanda dua desa di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo. Saat ini, mereka dalam pendampingan petugas BNPB.
Berdasarkan data BNPB, luas karhutla di Riau hingga Mei 2025 mencapai 87,81 hektare.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut Riau menjadi salah satu provinsi prioritas darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved