Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Kominfo Temukan 1.402 Hoaks Terkait Covid-19

Atalya Puspa
02/2/2021 15:52
Kominfo Temukan 1.402 Hoaks Terkait Covid-19
Seorang anak melintasi mural terkait hoaks di wilayah Solo, Jawa Tengah.(Antara/Mohammad Ayudha)

KABAR palsu atau hoaks terkait covid-19 semakin meluas di tengah masyarakat dengan berbagai pengemasan. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat pada 23 Januari 2020–1 Februari 2021 terdapat 1.402 hoaks terkait covid-19.

Dari jumlah tersebut, 97 di antaranya merupakan hoaks terkait vaksinasi covid-19. Kominfo pun melakukan inisiatif untuk melawan konten hoaks dari hulu hingga hilir

"Di hulu kita memperkuat kapasitas masyarakat melalui program literasi digital atau disebut siberkreasi. Tujuannya, membekali masyarakat dengan keterampilan untuk memilih konten yang benar,” jelas Koordinator Pengendalian Internet Ditjen APTIKA Kominfo Anthonius Malau dalam keterangan pers virtual, Selasa (2/2).

Baca juga: 3M, Hal Sederhana yang Masih Sulit Diterapkan Masyarakat

Lebih lanjut, Anthonius menyebut di tengah hulu dan hilir, pihaknya menggencarkan upaya pendekatan terhadap platform media sosial. Dalam hal ini, untuk menurunkan (take down) konten hoaks tersebut.

"Kita juga di hilir melakukan langkah terakhir. Karena di sini ada yang sampai berujung ke penegakan hukum,” imbuhnya.

Dari keseluruhan temuan hoaks terkait covid-19, 104 di antaraya sudah diproses hukum. Kominfo juga melakukan patroli siber yang bekerja 24 jam dalam seminggu.

Terdapat 100 orang petugas yang menerima aduan masyarakat. Serta, bekerja sama dengan 28 kementerian atau lembaga (K/L) yang bermitra dengan Kominfo. Selain itu, Kominfo juga menggandeng media massa untuk mengecek fakta.

Baca juga: Peran Aktif Para Dokter Bantu Cegah Penyebaran Hoaks Covid-19

“Pada umumnya, media massa memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Karena memiliki proses yang berujung pada kebenaran. Kami melakukan pendekatan, cek fakta dan memberikan literasi digital kepada masyarakat,” papar Anthonius.

Dia berharap masyarkat lebih waspada terhadap berita provokatif. Pun, tidak mudah percaya dengan hoaks. Dia juga mengimbau masyarakat agar memeriksa dua hal. Pertama terkait kevalidan sumber berita, lalu yang kedua ialah cek keaslian fakta dan foto.

“Mari kita menjadi polisi hoaks di grup WA atau grup Telegram. Ketika ada suatu konten yang meragukan, jangan langsung percaya. Laporkan konten tersebut kepada Kominfo,” tutupnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik