Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
KETUA Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar menyambut baik program vaksinasi covid-19. Namun tidak semua warga Indonesia bisa mendapatkan vaksinasi covid-19 termasuk penyinytas kanker.
Linda Agum menyatakan para penyintas kanker payudara yang sedang dalam proses pengobatan maupun yang sudah selesai tahapan pengobatan, tentu memerlukan penjelasan dan informasi yang tepat dan akurat terkait akses mendapatkan vaksin.
Juga bagi para individu yang mempunyai penyakit penyerta (komorbid). Menurutnya selama ini informasi tersebut belum merata diketahui oleh masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan dan keraguan. Bahkan muncul pro dan kontra terhadap pelaksanaan vaksinasi tersebut.
"Masyarakat membutuhkan jawaban yang lebih akurat dan terpercaya. Selain itu pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri. Tentu perlu peran serta LSM, organisasi perempuan dan swasta harus trut berpartisipasi menekan dan memutus rantai penyebaran covid-19 tersebut," kata Linda, Jumat (15/1).
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan vaksinasi tersebut memiliki dua sisi yaitu risiko dan manfaatnya. Risiko dari vaksinasi adalah rasa sakit saat disuntik maupun beberapa jam setelah divaksinasi lengan terasa pegal. Sementara manfaat dari vaksinasi itu untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat virus covid-19. Semakin banyak penduduk yang divaksinasi maka banyak penduduk yang terlindungi.
"Pastinya ada penduduk yang tidak bisa mendapatkan vaksinasi. Siapa yang melindungi mereka? yang melindungi mereka adalah orang mendapatkan vaksinasi," jelas Amin.
Meskipun sudah divaksinasi, bukan berarti bisa melepaskan masker. Tetap harus menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan hal itu berlangsung setahun hingga dua tahun. Amin menjelaskan usai divaksinasi tidak langsung menjadi kebal dan membutuhkan waktu dua minggu hingga tiga minggu untuk membangkitkan kekebalan tubuh.
Bahkan ada beberapa kejadian yang mana setelah divaksinasi terinfeksi Covid-19. Vaksin tetap harus berdampingan dengan prosedur memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M) dan pemeriksaan dini, pelacakan, dan perawatan atau 3T.
Uji klinis Sinovac
Anggota Tim Komnas Penilai Obat dari Universitas Gadjah Mada, dr Jarir At Thabari menambahkan ada sejumlah penyakit yang penderitanya tidak bisa mendapatkan vaksinasi. Hal itu dikarenakan belum ada hasil uji klinik pemberian vaksin pada penderita penyakit tersebut.
Kriteria yang tidak bisa mendapatkan vaksinasi khususnya vaksin Sinovac yakni penyakit autoimun sistemik, sindrom Hiper IgE, pasien dengan infeksi akut, penyakit ginjal, hipertensi. Beberapa uji klinis dari sejumlah vaksin covid-19 telah meneliti pasien dengan hipertensi. Sayangnya, penderita penyakit ini belum direkomendasikan mendapat vaksin Covid-19 karena belum ada rekomendasi.Rekomendasi menunggu hasil uji klinis di Bandung.
baca juga: Tiongkok Dukung Indonesia Jadi Pusat Produksi Vaksin Regional
Kemudian, pasien gagal jantung, penyakit jantung koroner, hipertiroid/hipotiroid, kanker, dan pasien hematologi onkologi. Studi klinis Sinovac juga tidak melibatkan pasien dengan kondisi pasien hematologi onkologi, jadi belum dapat dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac pada kelompok itu.
Meski demikian, ada sejumlah pasien komorbid yang bisa mendapat vaksinasi, yakni reaksi anafilaksis yang bukan akibat vaksinasi Covid-19, riwayat alergi obat, riwayat aleri makanan, asma bronkial (jika pasien dalam keadaan asma akut) disarankan menunda vaksinasi sampai asma pasien terkontrol baik, rhinitis alergi.
Selanjutnya, urtikaria, dermatitis atopi, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), penderita TBC, kanker paru, penyakit hati, diabetes, obesitas, gangguan psikosomatis, dan pendonor darah. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan melakukan pengecekan terhadap kesehatannya secara mandiri sebelum mendapatkan vaksinasi.
"Kondisi tubuh harus benar-benar dalam keadaan prima sebelum divaksinasi. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian ikutan pasca-vaksinasi," terang Jarir. (Ant/OL-3)
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Masalah stunting di Indonesia belum kunjung reda. Namun, infeksi tersembunyi seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) ternyata bisa memicu lahirnya bayi stunting.
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Vaksin HPV yang selama ini dikenal sebagai perlindungan utama terhadap kanker serviks pada perempuan, kini direkomendasikan juga untuk anak laki-lak
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved