Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Di Amerika, 59% Kasus Covid-19 Berasal dari Orang Tanpa Gejala

Zubaedah Hanum
15/1/2021 09:05
Di Amerika, 59% Kasus Covid-19 Berasal dari Orang Tanpa Gejala
Ilustrasi virus korona(CDC)

PENELITI dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menyatakan, sekitar 59% kasus covid-19 ditularkan dari orang yang tidak memiliki gejala (OTG). Angka ini termasuk 35% dari orang yang menulari orang lain sebelum mereka menunjukkan gejala dan 24% dari orang yang tidak pernah menunjukkan gejala apa pun. Hal itu terungkap dari studi terbaru yang diterbitkan JAMA Network Open.

Peneliti dalam studi tersebut melakukan testing dan isolasi terhadap pasien dengan gejala tidak dapat mengontrol penyebaran pandemi yang terjadi. Para peneliti dalam studi justru menekankan untuk pentingnya menggunakan masker, melakukan jaga jarak sosial, dan melakukan testing pada orang-orang yang tidak sakit.

“Dalam pengendalian covid-19 benar-benar harus melakukan kontrol terhadap silent pandemik yang terjadi karena adanya penyebaran dari orang-orang tanpa gejala,” ujar Jay Butler, penulis studi sekaligus wakil direktur CDC untuk penyakit menular, kepada The Washington Post.

Dengan adanya varian baru yang menular di berbagai negara dan beberapa negara bagian, sahut Butler, itu harusnya dianggap sebagai peringatan serius. "Temuan mengenai varian baru tersebut, merupakan hal yang harus lebih diperhatikan. Tingkat kewaspadaan juga harus ditambah dari sebelumnya,” tambah Butler.

Meskipun demikian, tim peneliti dari studi tetap menekankan bahwa penyebaran covid-19 sangat kompleks dan bisa bervariasi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah lingkungan, yang bisa mengubah apakah penyebaran tanpa gejala bisa lebih sering terjadi.

Selain itu, orang-orang yang berada di dalam perawatan jangka panjang dan yang berkumpul, mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk terkena virus atau menyebarkan virus kepada orang lain.

“Dengan tidak adanya penggunaan terapi atau vaksin yang efektif dan meluas yang dapat memperpendek atau menghilangkan infektifitas, untuk pengendalian SARS-CoV-2 yang berhasil tidak dapat hanya bergantung pada identifikasi dan isolasi kasus-kasus yang bergejala. Bahkan jika diterapkan secara efektif, strategi ini tidak akan cukup,” tulis tim peneliti. (Medcom.id/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya