Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kemenag Serahkan Sertifikat Halal Vaksin Sinovac pada PT Biofarma

Ferdian Ananda Majni
13/1/2021 09:42
Kemenag Serahkan Sertifikat Halal Vaksin Sinovac pada PT Biofarma
Ilustrasi sertifikat halal(Ilustrasi)

KEMENTERIAN Agama (Kemenag) menyerahkan sertifikat halal vaksin Sinovac kepada PT Bio Farma. Sertifikat ini diberikan setelah adanya fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use of Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Sertifikat halal diserahkan oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi kepada Direktur PT Biofarma Persero Honesty Basyir secara virtual di Jakarta, Rabu (13/1).

Wamen Agama Zainut Tauhid Saadi mengatakan sertifikat ini telah diterbitkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama, Selasa (12/1). Permohonan sertifikasi halal vaksin Sinovac ini telah diajukan PT Biofarma dan diterima BPJPH pada 14 Oktober 2020.

"Penerbitan sertifikat halal ini didasarkan atas penetapan kehalalan vaksin yang telah dikeluarkan oleh komisi fatwa Ulama Indonesia pada Senin 11 Januari 2021, jadi masih hangat," kata Zainut di Jakarta, Rabu (13/1).

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) juga telah merilis Emergency Use of Authorization (EUA) atau Izin Penggunaan Darurat untuk vaksin Sinovac. Menurutnya, proses sertifikasi halal vaksin dilakukan sesuai regulasi yang diatur dalam Undang-undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

Terdapat tujuh proses yang harus dilalui mulai dari permohonan, pemeriksaan, penetapan, pengujian, pengecekan fatwa MUI dan juga penerbitan sertifikasi atau sertifikat halal. Sehingga berdasarkan hasil pemeriksaan, pengujian produk dan dilakukan sidang fatwa halal sampai terbit putusan penetapan halal produk dari MUI, setelah menerima hasil uji klinis yang dilakukan oleh Badan POM.

"Jadi tahapannya diawali dari Kementerian Agama yaitu permohonan sertifikasi halal dan berakhir di Kemenag juga yaitu terbitnya sertifikat halal," tuturnya.

Karena telah melalui tahapan sertifikasi halal dan didukung proses uji klinis yang dilakukan Badan POM, Zainut memastikan masyarakat tidak perlu ragu soal kehalalan vaksin Sinovac.

"Vaksin obat ini halal, suci sekaligus thayyib atau aman digunakan. Untuk itu, saya mengajak umat beragama untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan pertolongannya maka upaya pemerintah dan semua pihak dalam menghadirkan vaksin yang halal dan thayyib siap untuk dipergunakan bagi masyarakat," paparnya.

Baca juga: Vaksinasi Warga DKI Dijadwalkan 15 Januari

Pihaknya juga berterima kepada MUI yang telah melakukan sidang fatwa dan menetapkan kehalalan produk vaksin Sinovac sehingga bisa menjadi dasar BPJPH Kementerian Agama untuk menerbitkan sertifikat halal.

"Melalui fatwa MUI tersebut. Jelas vaksin Sinovac ini halal dan suci, tidak tercemar oleh hal-hal yang dilarang oleh syariat agama. Artinya vaksin ini boleh digunakan oleh seluruh umat Islam dan juga untuk agama lainnya," tuturnya.

Kehadiran vaksin merupakan bentuk ikhtiar dan wujud kecintaan pemerintah Indonesia kepada bangsa dan rakyatnya.

"Untuk itu saya mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia, umat beragama untuk dengan penuh kesadaran dan tanpa ragu mengikuti vaksinasi yang segera dilaksanakan oleh pemerintah dengan tujuan saling melindungi satu sama lainnya," terangnya.

Dengan kesepahaman dan kebersamaan dalam mengikuti vaksinasi ini, Zainut berharap pandemi covid-19 dapat segera berakhir dari Tanah Air.

Sementara itu, Direktur Bio Farma Persero Honesty Basyir menjelaskan pandemi covid-19 ini memberikan suatu pelajaran yang sangat berharga dengan kolaborasi dari semua stakeholder untuk bisa keluar dari permasalahan covid-19.

"Kami sangat merasakan proses dari awal, kalau kita bicara tentang proses sertifikasi halal ini, karena masalah kehalalannya juga menjadi isu utama di negara kita. Kita belajar dari pengalaman. Bagaimana tidak optimalnya vaksinasi rubella tahun 2018 dan pada saat kami melaporkan kepada Pak Presiden dan menteri BUMN dan menteri kesehatan. Pada saat kita mulai melaporkan progres mendapatkan vaksin, satu kata yang tidak pernah lupa dari semuanya yakni tentang kehalalan," ungkap Honesty Basyir.

Dia tak memungkiri vaksin di Indonesia harus bisa memberikan faktor keamanan, khasiat dan mutu serta halal. Sehingga berdasarkan pengalaman masa lalu, pihaknya melakukan proses ini dengan seksama.

"Alhamdulillah dengan semua support terutama dari Kementerian Agama, hari ini kita bisa mendapatkan sertifikasi tersebut. Atas nama keluarga besar PT Biofarma Persero, saya lapor kepada bapak menteri bahwa hari ini kami akan menerima sertifikasi halal dari Kementerian Agama," ujarnya.

Pihaknya memastikan akan melaksanakan amanah tersebut sebaik mungkin. Produknya sudah mendapat sertifikasi, sekarang bagaimana bisa menjalankan program vaksinasi ini kepada masyarakat.

"Karena kita juga tahu ini satu pekerjaan yang sangat besar dan tentunya kami minta arahan bimbingan dari semua stakeholder, khususnya yang ada di Kementerian Agama RI," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya