Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PEMERINTAH sudah mengamankan 4 jenis vaksin untuk program vaksinasi di Indonesia. Dari 4 jenis vaksin tersebut, diperkirakan 275 juta dosis akan diperoleh Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa pemerintah terpaksa mengamankan segera vaksin-vasik tersebut meski belum di-approve Badan POM. Pasalnya, kapasitas vaksin global sangat terbatas untuk memenuhi 70% populasi dunia. Di samping itu, negara-negara maju pun sudah memesan jutaan dosis vaksin dari sejumlah perusahaan farmasi.
"Kita terpaksa lakukan ini karena negara maju udah ijon duluan. Jadi kalau kita nunggu approval-nya, begitu di-approve udah di-book sama dia (negara maju) 2-3 tahun," ungkapnya dalam webinar Universitas Padjajaran (Unpad), Sabtu (9/1).
Budi menyebut bahwa pilihan tersebut memang tidak ideal. Namun itu merupakan pilihan terbaik dari semua alternatif yang ada. Apalagi, Presiden meminta untuk segera menyelesaikan program vaksinasi dalan 12 bulan atau menurut tagert Menkes sekutar 15 bulan.
"Ini bukan pilihan yang ideal tapi pilihan terbaik dari alternatif yang ada. Kalau kita pilih vaksinnya cuma 2 tapi selesainya 3 tahun percuma juga, karena belum tentu vaksin punya daya tahan 3 tahun," ujarnya.
Dijelaskan Menkes, kapasitas produksi vaksin dunia sekitar 6,2 miliar dosis. Angka tersebut tidaklah cukup dibandingkan dengan populasi yang mencapai 7,8 miliar orang atau 70% dari populasi dunia untuk menerima vaksin yakni sekitar 5,5 miliar orang.
Baca juga: WHO Ungkap Mandeknya Distribusi Vaksin Covid ke Negara Miskin
Belum lagi, setiap orang harus menerima 3 kali vaksinasi, sehingga dosis yang dibutuhkan mencapai 11 miliar. Kapasitas produksi per tahun sebanyak 6,2 miliar pun termasuk untuk vaksin penyakin lain seperti polio, campak, ubela dan lain-lain.
Lantas, target Indonesia untuk bisa memvaksinasi 70% populasi sangatlah mendesak. Mengingat, negara-negara maju pun sudah bergerak lebih dulu.
"Problemnya negara-negara maju pinter, mereka udah ijon duluan. Jadi by November seingat saya itu sudah ada angka 4,7-4,8 miliar dosis yang diijon oleh negara maju. Seingat saya itu Kanada udah book 4 kali populasi, Amerika itu 5 kali populasi, Inggri mungkin juga beberap kali populasi mereka udah duluan ijon. Sehingga 4,7 miliar itu sekitar 1,5 tahun produksi vaksin dunia udah diijon duluan ke depan sama negara-negara maju," jelas Budi.
Dia menambahkan, bahwa dalam membeli vaksin faktor geopolitikal juga berpengaruh. Oleh karenya Indonesia tidak membeli vaksin dari Tiongkok saja, tetapi menyebar ke perusahaan-perusahaan di negara lain.
"Kita beli 4 jenis vaksi dari 3 jurisdiksi dunia berbeda karena ada geopolitikal presure juga. Kalau kita ambil salah satu, yang lain marah, nanti dijelek-jelekin gitu. Kan permainannya udah di level dunia," tandasnya.(OL-4)
SULIT menjadi Indonesia. Bukan lantaran tak punya sumber daya, melainkan karena harapan selalu membuncah melebihi kapasitas institusi yang mengelola.
Indonesia menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mengesahkan rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza.
Pakar HI Hikmahanto Juwana menyampaikan perjanjian ekstradisi antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Singapura telah berlaku efektif sejak 21 Maret 2024.
PENGUNDIAN babak kualifikasi Piala Asia U-23 2026 resmi dilakukan. Indonesia harus bersaing di Grup J bersama tim kuat Korea Selatan (Korsel)
BADAN Pengelola Investasi (BPI) Danantara mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan perusahaan pertambangan asal Prancis, Eramet
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved