Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan Senin (4/1) sejak pukul 01.27 WIB wilayah Morowali terjadi rentetan gempa tektonik. Tiga gempa diantaranya dirasakan oleh masyarakat dan satu gempa memicu kerusakan.
Gempa dirasakan pertama terjadi dengan magnitudo 3,5 terjadi pada pukul 01.27 WIB, episenter terletak pada koordinat 2,82 LS – 122,15 BT tepatnya di darat, pada jarak 4 km arah tenggara Bahodopi pada kedalaman 16 km, dirasakan dalam skala intensitas II MMI di Morowali.
Gempa dirasakan kedua memiliki magnitudo 4,9 terjadi pada pukul 02.13.59 WIB, episenter terletak pada koordinat 2,80 LS – 122,20 BT tepatnya di laut lepas pantai Morowali pada jarak 8 km arah timur Bahodopi pada kedalaman 10 km, dirasakan dalam skala intensitas V-VI MMI di Bohodopi, dan III MMI di Bungku. Guncangan gempa ini sangat kuat dan berpotensi merusak di wilayah Kecamatan Bohodopi.
Baca juga: Menko Airlangga: Vaksinasi Dijadwalkan Pekan Depan
Gempa dirasakan ketiga dengan magnitudo 3,6 terjadi pukul 03.32.13 WIB, lokasi episenter terletak pada koordinat 2,71 LS – 122,06 BT tepatnya di laut, lepas Pantai Morowali, jarak 21 km arah tenggara Bungku pada kedalaman 28 km.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan hingga pukul 7.00 WIB hasil monitoring BMKG sudah mencatat sebanyak 8 rentetan aktivitas gempa dalam berbagai variasi magnitude dan kedalaman.
"Dengan memperhatikan sebaran lokasi episenter dan kedalaman gempa di Morowali ini tampak bahwa gempa ini diduga dipicu oleh aktivitas sesar aktif Segmen Geresa yang memiliki kecenderungan berarah Baratlaut-Tenggara," kata Daryono dalam keterangannya, Senin (4/1).
Berdasarkan data peta tingkat guncangan (shake map BMKG) menunjukkan bahwa gempa yang terjadi di wilayah Bungku, Siumbatu, Bahadopi di Morowali sejak pagi dini hari tadi dirasakan oleh masyarakat.
Bahkan dampak gempa ada yang paling kuat mencapai skala intensitas V hingga VI MMI yaitu gempa Bahodopi pada pukul 02.13 WIB dengan Magnitudo 4,9. Diskripsi guncangan ini bahwa gempa dirasakan oleh semua warga, orang tidur dapat terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, dan terjadi kerusakan bangunan.
"Wilayah Bungku merupakan kawasan seismik aktif yang rawan gempa. Sejak 2012 sudah mulai terjadi peningkatan aktivitas kegempaan yang intensif," sebutnya.
Gempa dengan magnitudo 5,7 yang mengguncang Bungku pada 16 April 2012 merusak 8 rumah warga di 3 desa yaitu Desa Sakita, Desa Ipi dan Desa Bohoruru, menyebabkan beberapa warga menderita luka-luka.
Gempa merusak berikutnya terjadi pada 24 Mei 2017 dengan magnitudo 5,6. Gempa ini kembali merusak beberapa rumah warga di Desa Siumbatu, Bungku Selatan dan Desa Onepute, Bungku Timur, Kabupaten Morowali.
Dengan meningkatnya aktivitas kegempaan di wilayah Bungku dan Bahadopi sejak pagi dini hari tadi, kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tetap waspada. Masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa dan segera mencari perlindungan jika terjadi guncangan gempa kuat.
"Karena wilayah ini rawan gempa maka setiap bangunan yang dibangun harus mengacu aturan bangunan tahan gempa, guna mengurangi risiko, dan dapat selamat saat terjadi gempa kuat," tandasnya. (H-3)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau sejak 24 hingga 31 Agustus 2025.
SEPEKAN ke depan, sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Sementara itu, bibit siklon tropis 93W di timur Filipina berpotensi persisten dengan arah gerak ke barat laut, membawa dampak di wilayah timur Indonesia.
Setelah diterpa hujan dengan cukup intens pada Senin (25/8), DKI Jakarta pada Selasa, 26 Agustus 2025, akan memiliki cuaca yang bersahabat.
BMKG mengaitkan gempa terbaru di Bekasi dengan aktivitas Sesar Baribis—sumber gempa yang sama dengan gempa merusak Karawang, Jawa Barat, pada 1862
Bibit Siklon Tropis 93W terpantau di perairan timur Filipina. Sementara itu, Siklon Tropis Kajiki terlihat di Laut Cina Selatan, sebelah timur laut Vietnam
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved