Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

LIPI Buka Layanan Laboratorium Riset Terintegrasi untuk Industri

Humaniora
08/12/2020 09:00
LIPI Buka Layanan Laboratorium Riset Terintegrasi untuk Industri
Kepala LIPI Laksana Tri Handoko (kanan) mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/8).(ANTARA/PUSPA PERWITASAR)

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuka layanan laboratorium riset untuk industri yang dikupas dalam webinar bertajuk ‘Layanan Laboratorium Riset Terintegrasi untuk Industri’. 

Layanan ini merupakan forum diskusi untuk menjembatani lembaga riset dan dunia industri untuk meningkatkan frekuensi dan efektivitas inovasi kolaborasi, serta memastikan hasil komersialisasi yang kuat dari upaya kolaborasi tersebut melalui kanal virtual.

 “LIPI selalu terbuka untuk kolaborasi dengan akademisi, dunia industri dan swasta  baik dalam bentuk kolaborasi riset maupun penggunaan sarana dan prasarana infrastruktur riset,” ungkap Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko dalam sambutan pembukaan webinar pada Senin (7/12).

Baca juga: Peneliti: Skor PISA Dipengaruhi Indeks Kedisiplinan dan Membaca
 
Handoko menerangkan, saat ini riset sangat berbeda karakternya dengan riset pada tahun 60-80an. Riset sekarang semakin kompleks dan semakin lintas disiplin, begitupun dengan dunia bisnis khususnya dalam konteks pengembangan produk. 

“Pasar terbuka bebas, LIPI pun membuka diri. Selama ini dunia riset di Indonesia serta industri belum begitu maju. Untuk mengatasi hal itu, LIPI melakukan terobosan yaitu seluruh infrastruktur di LIPI, SDM maupun peralatannya dapat digunakan bersama, boleh siapa saja dan terbuka untuk siapa saja,” tuturnya.
 
Dirinya mengatakan bahwa dengan keterbukaan tidak hanya utilisasi, peralatan riset menjadi lebih tinggi kualitasnya tetapi juga tercipta relasi yang lebih alami dan cair antara pihak yang membutuhkan solusi dengan pihak yang memiliki alternatif serta solusi problem melalui riset-riset ilmiah.

Baca  juga: Internet Lancar sampai Pulau Arar


“Dengan membuka diri semua bisa bekerja dalam suasana tanpa birokrasi yang rumit. Ekosistem yang ramah inovasi, ekosistem yang ramah kreativitas, dan ekosistem yang ramah kolaborasi akan tercipta. Dalam hal ini di LIPI yang memegang tanggung jawab menangani infrastruktur fisik ada di PPII,” jelas Handoko
 
“LIPI masih terus membangun sampai dua tahun ke depan dengan investasi sedemikian besar akan menjadi aset yang luar biasa bagi masyarakat dan semua kalangan. Kita harus tetap semangat, tetap pada filosofi kita harus membuka semua kepakaran yang ada, tidak pelit berbagi, dengan berbagi itulah kontribusi minimal yang bisa diberikan kepada lingkungan, “ imbuh Handoko.
 
Sementara Kepala Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK (PPII) LIPI, Yan Rianto menambahkan bahwa LIPI ingin menciptakan ekosistem dengan memulai usaha dan penumbuhannya. 

“Dengan fasilitas yang disediakan seperti fasilitas ruang kantor, fasilitas produksi, fasilitas pendampingan, konsultan teknologi, dan manajemen LIPI ingin menurunkan hambatan bagi siapapun juga yang ingin memulai usahanya. Disamping itu secara berkala LIPI juga melakukan pelatihan-pelatihan seperti desain kemasan, penulisan paten, juga melakukan temu bisnis,” katanya. 
 
“Saat ini sudah banyak masyarakat yang menggunakan layanan yang disediakan LIPI seperti peneliti, akademisi, dan perusahaan-perusahaan swasta. LIPI ingin memperluas jumlah pengguna supaya investasi yang diberikan oleh negara bisa digunakan secara optimum,” tegas Yan.
 
Senada dengan Yan, Koordinator Laboratorium Riset PPII LIPI, Rifki Sadikin mengatakan layanan infrastruktur riset LIPI yang dapat digunakan masyarakat yakni lab pengujian dan karakterisasi terintegrasi. 

“Layanan ini bisa diakses melalui http://elsa.lipi.go.id, karena layanan ini berbasis web maka dapat diakses dimanapun dan dapat di telusuri keberadaan ajuan layanan yang disampaikan karena memiliki fungsi tracking,” paparnya.
 
Pada kesempatan yang sama Utama Kajo, dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menyampaikan kekuatan yang luar biasa jika bisa memanfatkan semua fasilitas lab LIPI untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi yang positif. 

“Jika invensi tidak dikerjasamakan dengan komersialisasi tidak jadi inovasi yang bermanfaat bagi perekonomian negara,” ujarnya. “Kolaborasi adalah sinergi saling percaya untuk satu tujuan kebangkitan ekonomi bangsa dan kejayaan negara,” pungkas Utomo menutup paparannya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya