Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyebut, karakter erupsi Gunung Merapi memiliki kemiripan dengan Gunung Semeru.
Namun, perbedaannya, kubah lava sudah terbentuk di Gunung Semeru sebelum erupsi, sedangkan kubah lava Gunung Merapi sampai saat ini belum muncul.
"Sebenarnya, ada kemiripan juga antara Semeru dengan Merapi. Sampai saat ini, kita melihat, satu lagi potensi Merapi yang belum muncul adalah kubah lava," terang Hanik, Jumat (4/12) sore, saat konferensi pers lewat daring.
Baca juga: IDI: 192 Dokter Meninggal Akibat Covid-19
Ia menyebut, salah satu ciri akan munculnya awan panas kalau sudah munculnya kubah lava. Namun, awan panas juga bisa muncul saat terjadi erupsi eksplosif dan apabila sudah ada magma di permukaan.
Hanik menyebut, kemungkinan erupsi sewaktu-waktu juga bisa terjadi terjadi di Gunung Merapi. Untuk itu, ia pun telah mengeluarkan rekomendasi, jarak aman maksimun adalah 5 kilometer dari puncak Merapi.
Hanik menyampaikan, data morfologi Gunung Merapi saat ini dari sisi Barat terjadi perubahan, terutama di kawah 48 dan 88. Perubahan morfologi tersebut disebabkan runtuhan dan guguran yang terjadi.
"Dari data morfologi dari satelit, terjadi pengangkatan permukaan kawah dan banyak rekahan-rekahan di kawah dan ada beberapa di tebing. Dari minggu kemarin, sifatnya melebar," terang dia. Namun, sampai saat ini, belum teramati material baru atau kubah lava baru yang ada di puncak kawah.
Ia menyebut, guguran-guguran yang terjadi banyak yang mengarah ke Kali Senowo, Lamat, dan Gendol. Guguran maksimum sampai saat ini berjarak 3 kilometer ke Kali Lamat.
Baca juga: 33 Pelaku Terima Anugerah Kebudayaan Kemendikbud
"Kesimpulannya, aktivitas vulkanis saat ini, baik seismitas maupun deformasinya masih tinggi, aktivitas guguran meningkat, serta berkembangnya rekahan-rekahan yang ada di puncak, dan gas CO2 juga mengalami peningkatan," terang dia.
Indikasi tersebut menunjukkan, proses desakan magma menuju menuju permukaan terjadi secara intens. Wilayah Barat-Barat Laut berpotensi terancam bahaya erupsi.
Ia mengingatkan kembali kepada seluruh pihak, aktivitas Merapi saat ini masih tinggi. Penambangan pasir di Gunung Merapi pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) III sementara waktu direkomendasikan untuk dihentikan. Selain itu, pelaku wisata diminta tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III.
"Masyarakat di KRB III supaya mengamankan surat-surat penting dan juga mengamanjan harta bergerak," pesan dia. (H-3)
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X memimpin giat tanam pohon bersama Pemda DIY, Kraton Yogyakarta dan Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama.
Gunung Merapi yang berada di perbatasan Magelang, Boyolali, Klaten (Jawa Tengah) dan Sleman (DIY) mengalami kegempaan ratusan kali dan kembali menggugurkan lava delapan kali.
Selama seminggu, terjadi gempa Fase Banyak 2.226 kali dan gempa Guguran mencapai 1.116 kali akibat aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merilis, selama sepekan dari hari Jumat (27/9) hingga Kamis (3/10).
Kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya dan barat.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menginformasikan telah terjadi Awan panas dengan jarak luncur 1,1 kilometer, Rabu (18/9) pagi.
Senin (22/7) pukul 04.04 WIB, BPPTKG Yogyakarta melaporkan terjadinya awan panas guguran dari Gunung Merapi.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi mencatat terjadinya 176 kali guguran lava Gunung Merapi dalam periode 3-9 Mei.
BPPTPG Yogyakarta selama sepekan ini mencatat terjadi 160 kali luncuran lava pijar dari Gunung Merapi ke arah barat daya.
BPPTKG Yogyakarta mencatat sejak Kamis (16/3) pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB terjadi 11 kali guguran lava pijar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur 1.200 meter ke arah barat daya.
Pada pengamatan Jumat (18/11) pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi juga mengalami 29 kali gempa guguran dan dua kali gempa fase banyak.
Masyarakat di lereng Gunung Merapi diminta untuk tidak melakukan aktivitas di daerah potensi bahaya Merapi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved