Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia akibat diserang oleh virus.
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual tidak aman juga dengan bergonta-ganti pasangan. IMS dinilai menjadi pemicu HIV atau AIDS paling umum saat ini.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin RS Universitas Indonesia (RSUI) dr Hanny Nilasari SpKK, dalam peringatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati tanggal 1 Desember, World Health Organization (WHO) memiliki tiga visi di tahun 2030.
Baca juga:Sekolah Tatap Muka Berisiko
"Visi WHO di tahun 2030 yaki tidak ada infeksi baru, tak ada kematian disebabkan penyakit menular secara seksual dan tidak ada diskriminasi di seluruh dunia," kata Hanny dalam puncak acara Hari AIDS yang disiarkan dalam webinar, Senin (30/11).
Ia menambahkan, IMS seperti herpes, sifilis, kutil kelamin atau jenis IMS lainnya membuat virus HIV lebih mudah masuk. Target global kini menurunkan 90% kasus T.Pallidum, 90% penurunan kasus N.Gonorrhoeae secara global, kurang dari 50 kasuus sifilis congenitalpe 100 ribu kelahiran di 80% negara di seluruh dunia.
Sementara di Indonesia mempertahankan 90% cakupan nasional dan setidaknya 80% di semua distrik dengan vaksin HPV di dalam program imunisasi nasional.
Hanny melanjutkan, dalam data Laporan TW III 2020 Kaskade PIMS pada Januari hingga September 2020, terdapat pasien yang berkunjung ke layananan IMS ada 949.963 orang, 53.208 pasien IMS ditemukan sementara 47.132 pasien IMS diobati.
Sementara itu Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Prof. dr. Sjaiful Fahmi Daili, Sp.KK-K, mengatakan agar target penurunan AIDS tercapai, perlu adanya pendidikan seksual dengan cara memberi bimbingan yang berhubungan dengan jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan dengan saling engasihi dan rasa tanggung jawab.
"Pendidikan seksual ini bisa dilakukan sejak masa kanak-kanak hingga dewasa," kata Sjaiful. Hal itu mengingat masa remaja berlangsung perubahan biologi dan psikologi yang mana juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial enonomi yang ditandai dengan perubajam tingkah laku.
Menurutnya, pendidikan seksual menjadi usaha preventif pada remaja agar melakukan hubungan seks pada waktu yang tepat dengan rasa tanggung jawab. Pendidikan seksual ini pun bukan hanya berisi pengenalan organ genital saja. Bukan juga cara berhubungan seksual atau segi kuratif IMS melainkan dengan memperhatikan faktor sosial, budaya dan agama.
Sjaiful pun menyarankan orang tua menanganinya dengan bijak sebagaimana anak-anak sering memberi pertanyaan. "Pahami arti pertanyaan si anak, beri jawaban yang mudah dicerna," kata Sjaiful. Ia pun menjelaskan orangtua harus memikirkan arti pertanyaan. Tetapi harus beriinformasu yang jelas dan jangan setengah-setengah. (H-3)
MUNCULNYA virus baru dengan nama HKU5-CoV-2. Virus corona baru itu ditemukan di Tiongkok. Kenali ciri-ciri virus HKU5-CoV-2 dan fakta-faktanya
Dikutip dari Daily Mail gejala khas dari varian Nimbus ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan menusuk saat menelan, seringkali di bagian belakang tenggorokan.
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
Dalam susu sapi, kami menemukan enam jenis oligosakarida asam dan empat jenis oligosakarida netral yang memiliki potensi bioaktif.
Virus Marburg adalah patogen yang sangat menular dan mematikan dengan tingkat kematian hingga 88%.
PrEP merupakan obat pencegahan HIV yang dikonsumsi sebelum seseorang terpapar virus. Sejak Januari hingga Mei 2025, tercatat 285 warga telah memulai pengobatan PrEP.
Kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022 tercatat 145 kasus, 2023 tercata 145 kasus, 2024 ada 169 kasus dan di 2025 ada 74 kasus.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, menemukan 20 kasus baru HIV yang terjadi pada tahun 2025.
KASUS HV/AIDS kini telah menyebar dan menghantui seluruh pelosok negeri.
Pada 2024 ditemukan ada 242 kasus dengan rincian HIV berjumlah 194 kasus dan AIDS berjumlah 48 kasus di Gorontalo.
Penyebab penularan paling banyak karena hubungan seksual.
Sekda dalam sambutannya mengapresiasi seluruh anggota KPA atas upaya dan program yang dilaksanakan dalam memberikan edukasi, layannan Kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved