Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Dia Mitos Vaksin Covid-19 yang Merebak di Masyarakat

Ferdian Ananda Majni
17/11/2020 10:05
Ini Dia Mitos Vaksin Covid-19 yang Merebak di Masyarakat
Peneliti Tiongkok memperlihatkan vaksin Sinovac yang tengah diujicobakan ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.(AFP)

UJI klinis vaksin Sinovac, telah masuk tahap III dan selesai disuntikkan kepada seluruh relawan di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Di tengah proses ini, masih saja beredar mitos-mitos mengenai keamanan vaksin ini yang perlu diklarifikasi, guna memberikan pemahaman dan fakta yang benar.

Demi memastikan penyebaran informasi yang benar, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Cissy Kartasasmita meluruskan beberapa mitos tersebut.

1. Tidak efektif

Sebagian masyarakat percaya, vaksin tidak mampu mencegah covid-19. Sebaliknya, Prof Cissy mengatakan, vaksin merupakan cara mencegah infeksi penyakit tertentu dengan efisien dan efektif.

"Vaksin terbukti mampu mencegah banyak penyakit seperti, BCG, Polio, Hepatitis B, Campak, Rubela, Hib, PCV, Influenza, Dengue, HPV," kata Prof Cissy.

Apabila kita melakukan imunisasi pada banyak orang maka akan timbul yang disebut dengan imunitas populasi atau dikenal dengan herd immunity. Ini akan melindungi orang lain yang belum atau tidak bisa diberi vaksin seperti, bayi atau orang dengan penyakit gangguan imun.

Penolakan yang luas terhadap vaksin Covid-19 justru menghambat terciptanya kekebalan kelompok yang diinginkan. Minimal cakupan imunisasi Covud-19 mencapai 70% dari jumlah populasi.

2. Tidak aman

Terkait proses pembuatan vaksin yang cepat, Prof Cissy menyebut teknologi dan kemampuan sumber daya yang maju, serta ketersediaan biaya, mempercepat proses penemuan vaksin Covid-19, dimana fase-fase yang harus dilalui dilakukan secara paralel.

Sejauh ini, laporan keamanan uji klinik vaksin Covid-19 fase satu dan dua telah dipublikasikan pada publikasi internasional dan menunjukkan hasil yang baik. Hasil tersebutlah yang menarik minat lebih dari 2.000 relawan untuk berpartisipasi pada uji klinik fase tiga di Bandung.

Dari 2.000 relawan tersebut, terdapat 1.620 relawan memenuhi syarat untuk berpartisipasi hingga saat ini telah selesai divaksinasi dan menunggu laporan hasil uji resminya.

3. Ada efek samping

Dalam menjawab efek samping vaksin covid-19 yang telah diuji coba pada ribuan relawan di Indonesia, Prof Cissy menyatakan, tidak ditemukan efek samping yang berat, kabar atau berita mengenai adanya yang meninggal, sakit berat, atau sakit punggung.

"Itu tidak terbukti dari hasil uji klinik vaksin Covid-19. Setelah dilakukan penelitian, kejadiannya ternyata tidak berhubungan langsung dengan vaksinasi," tegasnya.

Meski vaksin adalah salah satu cara kita untuk terlindungi dari infeksi penyakit tertentu, Prof Cissy menyampaikan, masyarakat tetap harus disiplin menerapkan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak aman) sampai akhir pandemi nanti. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya