Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Asia dan Afrika Miliki Pravelensi Anemia Tertinggi di Dunia

Eni Kartinah
02/11/2020 13:04
Asia dan Afrika Miliki Pravelensi Anemia Tertinggi di Dunia
Prof.Dr.Zulfiqar Bhutta.(Ist)

SAAT ini, sekitar 2,3 miliar orang menderita anemia dan satu dari dua penderita mengidap anemia karena defisiensi zat besi (IDA) dan mengalami gejala seperti sering kelelahan, pusing, pucat, dan gangguan kekebalan tubuh yang memengaruhi kualitas hidup dan produktivitas.

Asia Tenggara dan Afrika memiliki tingkat prevalensi anemia tertinggi yang mewakili 85% dari kasus yang dilaporkan secara global.

Hal tersebut disampaikan dalam diskusi kesehatan virtual 'P&G Blood Health Forum' yang dihadiri para pakar internasional dari tujuh negara dengan tema 'Mengutamakan kesehatan darah melalui diagnosis dini dan pengelolaan defisiensi zat besi dan mikronutrien', Senin (2/11).

Salah satu narasumber adalah Prof. Dr. Zulfiqar A. Bhutta, Robert Harding Inaugural Chair in Global Child Health, Hospital for Sick Children and Co-Director of the SickKids Centre for Global Child Health dari Kanada.

Prof.Dr.Bhutta mengatakan,“Walaupun terdapat cukup bukti mengenai beban yang ditimbulkan dan epidemiologi mengenai anemia an defisiensi zat besi pada anak-anak dan wanita usia subur di berbagai belahan dunia, penanganan secara strategis masih sangat lambat dan berdampak dengan hilangnya sumber daya manusia secara signifikan."

“Tantangan ini diperparah dengan pandemi Covid-19 dan berbagai konsekuensi ekonomi yang terjadi. Deteksi dini anemia secara menyeluruh dan penanganan yang tepat harus menjadi prioritas global,” paparnya.

Menurut Dr.Bhutta, potensi penuh dari beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan terkait nutrisi, kesehatan dan pembelajaran (SDGs 2, 3 dan 4) tidak dapat direalisasikan tanpa penanganan anemia akibat defisiensi zat besi dalam skala besar, terutama di populasi yang terpinggirkan dan sangat miskin di dunia.

Sementara itu, dr. Murti Andriastuti, Sp.A (K) mengatakan, “Anemia akibat defisiensi zat besi  adalah salah satu dari masalah kesehatan utama di dunia.”

“P&G Blood Health Forum merupakan sebuah platform yang sangat baik yang menghubungkan para tenaga kesehatan di seluruh Asia dengan para ahli internasional terkemuka untuk membahas penanganan terbaik bagi  anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi yang mana hal tersebut sangat penting untuk menciptakan masa depan anak yang lebih baik,” jelasnya.

Di sisi lain, Aalok Agrawal, Senior Vice President, P&G Health - Asia Pacific, Middle East and Africa, mengatakan,“Anemia senantiasa menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia dengan tingkat prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika.”

“Anemia adalah risiko kesehatan yang sangat memengaruhi kelompok masyarakat yang paling rentan yaitu perempuan dan anak-anak,” ujar Agrawal.

“Melalui P&G Blood Health Forum, kami menyambut para pakar terkemuka bidang anemia, fisiologi zat besi, dan kesehatan gizi untuk bertukar wawasan dan bekerja sama dalam mengatasi permasalahan kesehatan anemia secara global,” paparnya.

“Dengan menyediakan platform untuk pertukaran berbagai penelitian ilmiah dan wawasan klinis, kami berharap dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pendekatan dan metode yang efektif untuk menangani anemia,” kata Agrawal. (Nik/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya