Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pantau Jembatan Perkeretaapian dengan IoT

(Suryani Wandari Putri/H-3)
31/10/2020 03:50
Pantau Jembatan Perkeretaapian dengan IoT
(Sumber: BPPT/Tim Riset MI-NRC)

JEMBATAN mempunyai peran yang sangat vital dalam jaringan perkeretaapian. Jembatan berfungsi sebagai penghubung dua area yang berbeda serta menyediakan jaringan rel yang berkelanjutan sehingga mempersingkat waktu perjalanan.

Oleh karenanya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan sistem pemantauan struktur jembatan yang dilengkapi dengan internet of things (IoT) serta kecerdasan artifi sial (AI)
yang dapat membantu proses pemeliharaan jembatan secara sistemis.

Terdapat tiga indikator struktural jembatan kereta api kecepatan tinggi, yakni tingkat defl eksi atau kelengkungan, tingkat retak, dan getaran.

Penggunaan IoT ditujukan agar dapat melacak data yang dibutuhkan dan langsung dapat disimpan dalam cloud untuk memudahkan pemantauan.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, pihaknya bertugas untuk melakukan kliring teknologi, transfer teknologi, dan audit teknologi pada sistem pemantauan struktur jembatan

“BPPT telah ditunjuk sebagai koordinator dari program fl agship ini. Kami akan menguasai teknologi ini dan memastikan keberhasilan penerapannya di lapangan,” ungkap Hammam Riza dalam webinar series bertajuk Seismic Resistance on Hight Speed Railway Bridge and Digital Transformation in Transportation, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, teknologi loT menyediakan validasi beban dan memberikan peringatan real time dari kondisi yang memburuk. Sementara itu, AI yang dipakai untuk penggunaan sistem otomatis dan memberikan informasi untuk mengoptimalkan penguatan desain.

IoT juga digunakan untuk meningkatkan tingkat kesehatan struktural melalui beberapa hal. Pertama, nantinya loT berintegrasi ke structural health monitoring (SHM) untuk melacak data kapan pun dan
di mana pun. Kedua, modul sensor dikumpulkan, memproses, dan mentransfer data.

Ketiga, penyimpanan data ke cloud dan gunakan analisis big data. Keempat, komponen IoT middleware (berorientasi internet), sensor, dan pengetahuan (berorientasi semantik). Kelima, berbasis pengetahuan ialah bagian dari artifi cial intelligence untuk menganalisis dan visualisasi.

“Namun, terdapat tantangan dalam pengerjaan ini, seperti dasar pengetahuan dan sentralisasi, teknologi pintar atau AI, energi pintar, dan layanan yang andal untuk jangka waktu yang lama,” kata Hammam. (Suryani Wandari Putri/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya