Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Ekonomi Berbasis Alam, Arah Pembangunan Indonesia Pascapandemi

Ferdian Ananda Majni
30/10/2020 21:10
Ekonomi Berbasis Alam, Arah Pembangunan Indonesia Pascapandemi
Salah satu contoh praktik ekonomi lestari di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.(MI)

PEMBANGUNAN Indonesia pascapandemi covid-19 tak lepas dari target pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pembangunan akan mengarah pada pendekatan ekonomi berbasis alam.

"Visi ‘Build Back Better’ untuk Indonesia paska pandemi amat sesuai dengan pendekatan ekonomi basis alam yang memanfaatkan sumber daya alam sesuai daya tampung daya dukung dan memprioritaskan pemerataan pembangunan lewat UMKM yang andal dalam mengelola usaha bernilai tambah," sebut Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas Eka Chandra Buana dalam webinar Global Landscape Forum 2020 yang digelar Kamis (29/10).

Ia menyatakan, inovasi pemerintah daerah untuk memfasilitasi pendekatan ini akan berkontribusi besar untuk capaian target nasional tersebut.

Saat ini, imbuhnya, menurutnya, sejumlah kabupaten kini sudah cukup gigih dalam menggaungkan semangat keberlanjutan dalam hampir segala aspek kepemerintahan. Kabupaten Sintang sebagai salah satu kabupaten anggota dan juga pendiri LTKL dianggap sebagai contoh pemerintahan yang berani membuka diri terhadap kolaborasi dan rekomendasi strategis.

Wakil Pemkab Sintang, Florentinus Anum menyampaikan, Sintang Lestari adalah visi bersama yang dibangun pihaknya lewat proses panjang yang melibatkan banyak orang. Pemerintah berperan menjadi pendengar dan penggerak.

"Buat kami, peran pemerintah adalah mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan penggerak berbagai sektor dan menuangkan dalam perencanaan dan kerangka peraturan sampai tingkat desa," jelasnya

Untuk ekonomi basis alam, Sintang melakukannya lewat pengesahan kawasan strategis kabupaten berbasis alam yang terkoneksi dengan sistem Online Single Submission (OSS) Nasional dan mendukung UMKM dengan memprioritaskan barang dan jasa lokal lestari dalam kebijakan pengadaan kami sesuai yang dicontohkan Kementerian BUMN.

"Ekonomi Lestari tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga membutuhkan dukungan dan komitmen dari para pemangku kepentingan di Kabupaten untuk dapat merumuskan kebijakan yang inklusif dan relevan untuk seluruh masyarakat," terangnya.

Tidak jauh berbeda, Musrahmad yang juga aktif dalam organisasi kepemudaan Kito Siak dan Forum Siak Hijau menyebutkan lewat pengembangan albumin dari budidaya ikan gabus untuk menjaga gambut di Siak, kami pelan-pelan bisa membuktikan bahwa visi siak hijau dapat terwujud lewat pendekatan ekonomi lestari.

"Jika dibantu keahlian dan diberi kesempatan, anak muda, UMKM dan masyarakat bisa unggul. Kami mengundang lebih banyak lagi tenaga ahli yang bisa bantu kami berinovasi dan temukan lebih banyak lagi produk turunan basis alam di Siak," paparnya.

Global Landscape Forum 2020 merupakan forum lanskap terbesar berbasis ilmu pengetahuan yang fokus pada isu pemanfaatan lahan berkelanjutan dengan jejaring mencapai lebih dari 4.900 organisasi dan menjangkau 770 juta orang yang tersebar di 185 negara.

Dalam forum ini, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) bersama Center for International Forestry Research (CIFOR) mengisi panel diskusi bertajuk Pembelajaran dari Indonesia: Membangun ekonomi lestari melalui pendekatan yurisdiksi. Diskusi ini menyoroti bahwa pembangunan ekonomi lestari bertumpu pada perlindungan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan secara gotong royong atau banyak pihak. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya