Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Survei : Pembelian Produk Agroindustri Meningkat Selama Pandemi

Insi Nantika Jelita
13/10/2020 19:49
Survei : Pembelian Produk Agroindustri Meningkat Selama Pandemi
Tanaman organik(Antara/Arnas Padda)

FREKUENSI masyarakat dalam membeli produk hasil agroindustri meningkat di masa pandemi. Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan MarkPlus, Inc.

Associate MarkPlus, Inc. Chrestella Carissa mengungkapkan, sebelum pandemi rata-rata orang belanja satu kali selama sepekan. Namun adanya pandemi, 37% responden menyatakan belanja lebih dari sekali selama sepekan tersebut. Sisanya 63% menyatakan tidak ada perubahan dalam belanja produk seperti pertanian atau nabati tersebut.

"Total transaksi belanja masyarakat untuk hasil agroindustri juga meningkat menjadi lebih dari Rp500 ribu per transaksi," ujar Chrestella dalam webinar 'The 2nd MarkPlus Industry Roundtable: Agro Industry Secto', Jakarta, Selasa (13/10).

Survei tersebut dilakukan 100 responden dengan kelompok usia mayoritas di atas 35 tahun. Adapun dominasi jumlah pengeluaran bulanan respondes sebesar Rp3 juta sampai 4,9 juta perbulan.

Chrestella mengatakan, adanya kenaikan konsumsi belanja tersebut disebabkan adanya tren memasak makanan di rumah selama pandemi untuk menjamin kualitas dan nutrisi makanan yang dikonsumsi.

Hasil survei lainnya juga menyebutkan, selama pandemi responden lebih banyak membeli produk hasil agroindustri lewat online dan pasar dekat rumah dengan jumlah 24%. Lalu yang memilih membeli lewat pedagang keliling ada 21%

Baca juga : Waspada Bencana Hidrometeorologi, Kemenhub Fokus di Dua Sektor

Hal ini, kata Chrestella berbeda ketika sebelum ada pandemi. MarkPlus mencatat responden lebih banyak membeli produk agroindustri di pasar tradisional dengan jumah 64%. Lalu 59% memilih belanja di supermarket dan 54% membeli hasil produk agroindustri dari pedagang keliling.

"52% responden khawatir penjual dan produk terpapar virus covid-19 jika mereka mengunjungi pasar tradisional maupun supermarket," terang Chrestella.

Lalu, 51% responden merasa takut jika tempat belanja ramai dan 49% khawatir harga meningkat. ”Mereka tidak yakin apakah penjual terpapar virus Covid-19 dan juga takut apabila toko oflline ramai,” paparnya.

Chrestella juga mengatakan produsen maupun penjual produk agroindustri harus mampu menjamin dan mengedukasi konsumen terkait keamanan proses produksi maupun penjualan produk yang telah menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, pemanfaatan teknologi digital dan ketersediaan produk juga perlu terus dijaga.

“Tren memasak makanan di rumah saat ini sedang meningkat sehingga masyarakat membutuhkan produk yang segar, berkualitas tinggi untuk mencukupi nutrisi mereka,” tandas Chrestella. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya