Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Edukasi Pasien Kanker Payudara Perlu Ditingkatkan Saat Pandemi

Atalya Puspa
04/10/2020 16:03
Edukasi Pasien Kanker Payudara Perlu Ditingkatkan Saat Pandemi
Ilustrasi warga yang mengikuti kampanye kanker payudara.(Antara/Didik Suhartono)

KANKER payudara merupakan kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan di seluruh dunia. Pada 2018, terdapat 18,1 juta kasus baru kanker dengan angka kematian sebesar 9,6 juta.

Kenaikan kasus baru kanker payudara di Indonesia mencapai 30,9% atau sebesar 58.256 dari 188.231 kasus. Bisa dikatakan dalam 100 ribu populasi penduduk, terdapat 42,1 kasus baru kanker payudara.

"Sebagai kelompok masyarakat berisiko tinggi di masa pandemi covid-19, pasien kanker khususnya kanker payudara, memerlukan edukasi yang tepat tentang penanganan kanker. Serta, panduan untuk tetap menjaga kesehatan mental dan fisik," ujar Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli Putri dalam keterangan resmi, Minggu (4/10).

Baca juga: KPAI: Banyak Anak Alami Kekerasan Fisik dan Psikis Saat Pandemi

Dibutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mengupayakan pelayanan kesehatan terbaik. Berikut, menciptakan kondisi yang mendukung penatalaksanaan kanker yang optimal dari stadium dini hingga stadium lanjut.

Stadium dini merupakan kesempatan bagi pasien untuk sembuh dan juga kesempatan menyelamatkan payudara melalui terapi sistemik sebelum tindakan operasi. Ahli Hematologi Onkologi Medik Rachman menilai kemajuan teknologi dapat membantu pasien untuk mempertahankan payudaranya.

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat yang juga merupakan seorang penyintas kanker payudara, memberikan motivasi kepada para pasien kanker payudara.

“Menderita kanker bukan akhir dari segalanya. Menjadi penderita kemudian penyintas adalah kesempatan kedua yang diberikan-Nya kepada kita. Untuk menjadi lebih baik dan berguna," tutur Lestari.

Baca juga: Kanker Anak Potensial Sembuh, Kenali Gejalanya

Dia mengingatkan pentingnya untuk berjuang. Bukan hanya terkait penyembuhan, namun juga agar hari yang dijalani tetap bermanfaat bagi sesama.

“Kanker mungkin mematikan, tetapi kanker tak boleh membunuh harapan dan cinta. Kanker tidak boleh membuat kita kehilangan semangat, kekuatan dan kebahagiaan dalam hidup. Tetap optimis pada kesembuhan dengan mengupayakan terapi terbaik,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Aryanthi mengapresiasi peranan media yang menggencarkan informasi dan edukasi terkait kanker payudara. Hal ini dinilai penting saat pandemi covid-19. (OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya