Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Unair akan Sempurnakan Obat Covid-19

Faishol Taselan
21/8/2020 03:08
Unair akan Sempurnakan Obat Covid-19
Ilustrasi -- Vaksin Covid-19(Medcom.id )

UNIVERSITAS Airlangga (Unair) Surabaya berjanji akan menyempurnakan uji klinis terhadap kombinasi obat covid-19 yang sudah ditemukan setelah menerima masukan dari semua pihak, termasuk dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Sebagaimana masukan dari BPOM. Untuk selanjutnya, tim peneliti juga menunggu dan akan mempelajari semua masukan tertulis dari BPOM,” kata Rektor Unair Mohammad Nasih, kemarin.

Ditambahkannya, tim peneliti Unair sangat terbuka dengan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan temuan obat covid-19 hasil kerja sama dengan TNI-AD dan Badan Intelijen Negara itu. Bahkan hasil uji klinis kombinasi obat itu telah diserahkan kepada Mabes TNI-AD pada akhir pekan lalu.

Setelah diserahkan, Unair kini menunggu tahapan berikut, yakni izin edar dari BPOM. “Keinginan Unair tidak lain agar secepatnya obat itu bisa dimanfaatkan untuk membantu para pasien yang kini membutuhkan penanganan,” ujar Nasih.

Nasih juga berharap BPOM segera menyerahkan hasil koreksi obat covid-19 sehingga tindak lanjut perbaikan bisa segera dilakukan.

“Yang harus dipertimbangkan ialah soal waktu. Pasti dibutuhkan waktu lebih lama dan mungkin saja akan kehilangan relevansi karena pandemi covid-19 sudah pergi,” ujar dia.

Validitas proses

Riset yang dilakukan Unair ialah terhadap tiga kombinasi obat, yaitu lopinavir/ritonavir dan azithromycin, lopinavir/ritonavir dan doxycycline, serta hydrochloroquine dan azithromycin untuk mengobati covid-19. Obat ini pun digadang-gadang akan menjadi obat covid-19 pertama yang ditemukan di dunia.

Kepala BPOM Penny Lukito telah mengatakan, dari hasil inspeksi pada 28 Juli, terdapat beberapa catatan celah atau gap riset, mulai
kategori kritis, mayor sampai minor pada pelaksanaan uji klinis obat tersebut.

“Temuan kritikal terutama dampaknya ialah terhadap validitas dari proses uji klinis tersebut dan juga validitas dari hasil yang nanti akan didapat,” ungkap Penny dalam konferensi pers di kantor BPOM, Jakarta, Rabu (19/8).

Lebih lanjut Penny menjelaskan, salah satu temuan kritis yang didapatkan oleh Badan POM, yakni terkait randomisasi atau pengacakan. Penny juga memberi catatan terkait efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat tersebut karena tergolong sebagai obat keras sehingga tidak dapat diberikan kepada sembarang orang.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Ali Ghufron Mukti, berpesan agar proses pengembangan obat covid-19 dilakukan sesuai dengan kaidah/protokol riset yang ada.

“Demikian juga mulai ethical clearance, informed consent, pemilihan subjek, kemudian monitoring, kalau ada perubahan kemudian, harus diikuti dengan baik,” kata Ali.

Ali menjelaskan, adanya protokol riset bertujuan agar validitas hasil riset dapat dipercaya

oleh masyarakat. Apalagi, jika nantinya hasil uji obat covid-19 yang dikembangkan Unair ini menunjukkan bahwa obat itu memang ampuh digunakan bagi para pasien. (Aiw/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya