Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Amerika Gunakan Air Liur untuk Deteksi Korona

Media Indonesia
19/8/2020 03:40
Amerika Gunakan Air Liur untuk Deteksi Korona
Ilustrasi-Dokter megambil sample air liur untuk pengecekan Covid-19.(AFP/Vasily MAXIMOV)

BADAN Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) telah menyetujui dan mengizinkan penggunaan salivadirect, tes dengan media air liur untuk mendeteksi virus covid-19.

Tes tersebut dilaporkan memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan baik tes usap (swab test) maupun tes antibodi lewat darah. Selain lebih murah dan praktis, tes dengan air liur ini dapat diselesaikan hanya dalam beberapa jam.

Salivadirect tidak memerlukan peralatan atau teknologi tertentu dan instruksi untuk tes tersebut akan segera tersedia untuk laboratorium di AS.

“Salivadirect ialah satu lagi game changer dalam inovasi pengujian yang akan mengurangi permintaan untuk sumber daya pengujian yang langka,” kata Brett P Giroir, Asisten Sekretaris AS untuk Kesehatan dan Koordinator Pengujian Covid-19 seperti dikutip Live Science, Selasa (18/8).

Tes air liur hanya mengharuskan seseorang meludah ke dalam wadah pengumpul. Selain itu, sampel ludah dapat dikumpulkan dengan wadah steril apa pun.

“Kami menyederhanakan tes sehingga biayanya hanya beberapa dolar saja. Kami berharap laboratorium hanya akan mengenakan biaya sekitar US$10 (sekitar Rp147 ribu) per sampel,” ungkap Nanthan Grubaugh, Asisten Profesor Epidemiologi di Yale School of Public Health.

Tes tersebut dikembangkan para peneliti dari Yale School of Public Health dan baru-baru ini sudah digunakan kepada para pemain dan staf NBA untuk membantu memvalidasi keefektifannya.

Studi awal salivadirect yang diterbitkan awal Agustus lalu menyatakan bahwa tes tersebut dapat memberikan hasil dalam waktu kurang dari tiga jam. Keuntungan lain dari tes baru ini ialah menghindari langkah pengujian yang dikenal sebagai ekstraksi asam nukleat yang diperlukaan tes covid-19 lainnya karena membutuhkan peralatan khusus yang jumlahnya makin langka dalam beberapa bulan terakhir.

“Mampu melakukan tes tanpa kit ini akan meningkatkan kapasitas pengujian secara signifi kan sekaligus mengurangi ketegangan pada sumber daya yang tersedia,” kata FDA dalam sebuah pernyataan.

Hingga 18 Agustus 2020, kasus covid-19 di AS menjadi yang tertinggi dengan jumlah 5,6 juta dengan 173.778 kematian. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya