Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Terkendala Jaringan dan Ponsel, SMK di Cianjur Belajar di Sekolah

Benny Bastiandy
12/8/2020 20:23
Terkendala Jaringan dan Ponsel, SMK di Cianjur Belajar di Sekolah
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra )

BEBERAPA sekolah menengah kejuruan swasta di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memilih melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Kondisi tersebut lantaran terkendala keterbatasan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar secara daring (online).

Seperti kegiatan belajar mengajar tatap muka di SMK Al-Barokah di Kampung Puncakwaru RT 02/05, Desa Padaasih, Kecamatan Cijati. Prosesnya tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Kepala SMK Al-Barokah, M Apep Mubarok, menuturkan pelaksanaan belajar secara tatap muka terpaksa dilaksanakan karena terkendala jaringan internet. Ditambah juga dengan jumlah siswa yang mempunyai telepon pintar hanya sekitar 50%.

"Metodenya, setiap hari hanya satu kelas. Kami tetap menerapkan protokol kesehatan saat pelaksanaannya," kata Apep saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (12/8).

Proses pembelajaran dilakukan dengan mengatur tempat duduk di dalam kelas. Satu orang pelajar ditempatkan di satu meja. "Ini sudah kami lakukan sejak 13 Juli lalu karena terbatas infrastruktur. Nanti mulai 18 Agustus, kami juga akan mengikuti mulai diterapkannya belajar tatap muka sesuai aturan pemerintah," jelas Apep.

Jadwal pembelajaran pun diatur sedemikian rupa. Misalnya untuk pelajar kelas 10, belajarnya dilaksanakan pada Senin dan Kamis, kelas 11 pada Selasa dan Jumat, serta kelas 12 pada Rabu dan Sabtu.

"Jadi, pelaksanaannya satu kelas satu hari. Kalau misalnya kelas 10 ada dua kelas, berarti pertama kelas yang masuk, kelas keduanya keesokan harinya," sebutnya.

Apep tak memungkiri, metode pembelajaran seperti itu bukan tanpa kendala. Utamanya penyampaian materi bagi para siswa kurang efektif. "Sebetulnya sejak awal kami juga lakukan pembelajaran secara online. Tapi banyak kendalanya karena sinyal jelek dan banyak yang tak punya ponsel. Makanya kami memilih belajar secara tatap muka," ucapnya.

Apalagi tak sedikit orang tua siswa yang mengeluhkan borosnya pengeluaran karena harus membeli kuota internet. Di sisi lain, banyak juga para pelajar yang berasal dari keluarga prasejahtera. "Kami juga tidak bisa memaksanakan belajar online. Apalagi ada keluhan
orangtua yang terkendala berbagai keterbatasan," tandasnya. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya