YLKI Tuding Pejabat Publik Picu Munculnya Obat Covid-19 Abal-Abal

Kautsar Bobi
10/8/2020 12:14
YLKI Tuding Pejabat Publik Picu Munculnya Obat Covid-19 Abal-Abal
Ilustrasi covid-19(Medcom)

KETUA Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyebut pejabat publik ikut andil dalam munculnya obat-obat yang diklaim mampu menyembuhkan pasien covid-19. Fenomena tersebut sudah bermunculan sejak pandemi covid-19 masuk ke Indonesia.

"Mulai dari nasi kucing antikorona, doa kunut antikorona, jamu Pancasila, sampai yang terakhir kalung eucalyptus dari Kementerian Pertanian," ujar Tulus dalam diskusi virtual, Senin (10/8).

Fenomena itu menunjukan pejabat publik telah memberikan contoh-contoh yang kurang baik bagi masyarakat di tengah peningkatan penyebaran covid-19. Pejabat publik justru terkesan membodohi masyarakat.

"Kalau saat ini ada klaim-klaim yang bermunculan itu sebenarnya efek dari itu semua (pejabat publik)," tuturnya.

Baca juga: Indonesia Butuh 500 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Saat ini, obat-obat herbal yang diklaim dapat membunuh virus korona telah memenuhi lini media sosial. Masyarakat yang dilanda kepanikan karena takut terjangkit virus tersebut akan tergiur.

"Konsumen mendapatkan tekanan yang mendalam dalam ekonomi. Gaji dipotong dan PHK, itu membuat konsumen mencari jalan keluar (mendapatkan obat covid-19)," jelasnya.

Padahal, belum ada negara yang berhasil menemukan obat covid-19. Meski bedasarkan regulasi yang ada di Indonesia masyarakat diperbolehkan melakukan pengobatan secara mandiri.

"Kalau produk (pengobatan) itu dikomersialkan, diiklankan itu (yang) menjadi persoalan," tuturnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya