Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
SUDAH hampir lima bulan pandemi covid-19 melanda Tanah Air dan selama itu pula banyak hal berubah dan memengaruhi pola kehidupan keseharian keluarga. Untuk itu, orangtua memiliki peran besar agar tetap dapat memberikan perhatian dan kasih sayang selama pandemi kepada anak-anak mereka.
Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nyoman Shuida mengimbau kepada para orangtua untuk terus semangat dan tidak menyerah dengan kondisi yang ada saat ini. Ia pun meminta agar para orangtua mau mendengarkan pendapat anak-anak di rumah.
“Mari kita dengarkan anak-anak kita. Anak-anak bakal tumbuh besar dan orangtua bukanlah seorang yang otoriter,” terang Nyoman dalam diskusi webinar, kemarin, dalam rangka Hari Anak Nasional yang jatuh setiap 23 Juli.
Dia pun menyebutkan komunikasi memainkan peran penting dalam dinamika keluarga. Orangtua perlu mengedepankan demokrasi serta mengutamakan dialog untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan.
Dia mengaku telah mendengarkan berbagai cerita dari anak-anak mengenai tidak nyamannya mereka di tengah pandemi. Anak-anak tidak bisa belajar di sekolah, interaksi kurang, dan tidak dapat melakukan hubungan sosial di ruang sosial.
“Pemerintah pun menyadari bahwa proses belajar-mengajar di rumah tidak bisa menggantikan proses yang berlangsung di sekolah. Namun, itu harus dilakukan demi kesehatan,” tutur Nyoman.
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menyarankan orangtua agar membuat komitmen kuat serta kompak dalam menghadapi anak di tengah pandemi covid-19. Orangtua pun harus memiliki rasa peduli kepada hak anak dan menjadi orangtua yang kreatif.
“Mari jalin relasi yang baik dengan putra dan putri kita, kembangkan kebiasaan senyum. Ingat, jangan sampai orangtua menghadapi berbagai masalah dan akhirnya konflik berkepanjangan. Anak bakal sedih melihat orangtua penuh dengan keributan. Impian anak adalah memiliki rumah yang ramah anak. Anak-anak tak hanya ingin cerdas atau kreatif, tapi juga anak-anak ingin bahagia,” tutur Kak Seto.
Dampingi anak
Salah satu tantangan mendidik anak di masa pandemi ialah meningkatnya kedekatan anak dengan gawai dan internet. Orangtua perlu menjadi top of mind bagi anak sehingga mampu menangkal tantangan negatif dari luar yang bisa merusak bagi dirinya.
Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia Putri Alam menyebutkan keamanan saat berinternet pada anak memang jadi salah satu kekhawatiran orangtua saat ini.
“Internet membuka banyak peluang bagi anak untuk bermain, belajar dari rumah, bersosialisasi, dan berkreativitas. Namun, tak dimungkiri situasi ini juga membuat anak-anak rentan terhadap risiko keamanan online yang bahkan sering menimpa orang dewasa,” terang dia.
Riset Report Digital Webbeing for Families yang dilakukan Google bersama dengan Fluent mencatat sebanyak 83% orangtua khawatir anak-anak mereka terpapar oleh konten yang tidak layak atau negatif ketika menggunakan teknologi digital. “Karena itu, sebaiknya orangtua turut mendampingi anak mereka,” ucap Putri.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga juga menekankan pentingnya peran orangtua mendampingi anak dalam mengakses internet. Terlebih, dalam situasi pandemi, internet jadi kebutuhan bagi anak dalam melaksanakan kegiatan belajar dari rumah.
“Perlindungan dan pemenuhan hak anak harus diwujudkan kapan saja serta di mana saja tak terkecuali di dalam internet. Tugas kita
semua untuk memastikan dan memberikan ruang aman, nyaman, serta ramah bagi anak,” terang Bintang.
Berbagai upaya perlindungan pun harus dilakukan guna mewujudkan ruang digital aman bagi anak. Bintang mengajak semua pihak agar meningkatkan proteksi diri kepada anak- anak agar mereka dapat memanfaatkan internet dengan bijak.
“Bagi orangtua, dampingilah anak-anak selama berinternet dan jadikan mereka partner diskusi yang setara dengan kita agar mereka memahami sisi positif dan negatif dari internet,” tutup dia.
Bagi para guru, manfaatkanlah teknologi internet dengan sebaik-baiknya sebagai sarana interaksi dan edukasi. “Untuk anak-anak, selalu akses konten bermanfaat sesuai dengan usia kalian. Jika merasa bingung atau ragu, segeralah bertanya kepada orangtua atau guru kalian,” imbuh Bintang. (S-3)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved