Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
MEMPERINGATI Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli, Program Peduli yang fokus bekerja melindungi dan mendorong pemenuhan hak-hak anak dan remaja rentan memberi kesempatan pada anak-anak untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan alami selama masa pandemi.
Dengan mengambil tema "Aku dan Corona", Program Peduli mengganggap suara anak penting untuk diperdengarkan agar kebutuhan mereka terpenuhi dan perlindungan terhadap mereka dapat dilakukan dengan tepat.
Sekitar 500 anak yang tersebar di lebih dari 30 titik lokasi di seluruh Indonesia antusias menyambut Temu Anak Peduli yang akan diselenggarakan secara virtual pada 21 dan 22 Juli 2020.
Baca juga: MTQ 2020 Dilaksanakan Secara Langsung dengan Protokol Kesehatan
Sebelum acara puncak, para peserta sudah mengikuti beberapa kegiatan sebelumnya di daerah masing-masing. Kegiatan yang dilakukan berupa menggali suara dan aspirasi serta pembuatan karya.
Kegiatan dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan dan peraturan yang berlaku di setiap daerah. Anak-anak dan remaja yang ikut serta berasal dari berbagai latar belakang. Mereka adalah anak dan remaja yang suaranya jarang didengar bahkan sering kali mendapatkan stigma dan diskriminasi dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Mereka adalah anak-anak yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), anak yang menjadi korban eksploitasi seksual komersial, anak dari pekerja migran, anak dari penyintas pelanggaran Hak Asasi Manusia, anak dengan disabilitas, anak dari kelompok agama minoritas dan penghayat kepercayaan.
Mereka membuat berbagai macam karya untuk menyuarakan kegelisahan mereka, mulai dari gambar poster, kerajinan tangan, puisi, tarian, lagu, dan lain-lain.
Karya ini akan dipertontonkan pada acara Temu Anak Peduli pada 21 Juli meski berlangsung secara virtual.
Selain itu, mereka juga dengan semangat menyanyikan lagu "Raih Mimpi" yang menjadi lagu tema Hari Anak Nasional selama beberapa tahun belakangan.
Isu pendidikan selama masa pandemi menjadi wacana dan perhatian banyak pihak. Kebijakan belajar di rumah juga menimbulkan persoalan-persoalan baru bagi anak, terutama kesenjangan kualitas pendidikan yang semakin tinggi.
Ki Hadjar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan Indonesia mengatakan, "Setiap orang adalah murid, setiap orang adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolah." Karenanya, peran keluarga, teman sebaya, dan lingkungan bagi anak selama masa pandemi ini menjadi penting.
Sayangnya, kondisi ideal tersebut hanya dapat dimiliki dan diakses oleh sebagian anak saja. Salah satu anak dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Palembang misalnya mengeluhkan ketika anak-anak lain tidak dapat ke sekolah dan bersekolah daring, mereka yang di LPKA tidak dapat melakukan hal itu.
"Mana sekolah kami? Mana sekolah kami?", katanya.
Situasi pandemi membuat anak-anak di LPKA yang tadinya masih dapat mengenyam pendidikan hanya menghabiskan hari-hari tanpa kegiatan yang berarti. "Kami hanya di kamar, merenung," ujar salah satu anak.
Program Peduli konsisten selalu menyuarakan aspirasi dan harapan anak-anak yang termarginalkan. Terlebih di saat pandemi sekarang ketika proses dan ruang partisipasi menjadi semakin sempit.
Untuk itu, pada 22 Juli 2020, Program Peduli juga menyediakan ruang bagi anak dan remaja untuk dapat menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada pemerintah, meski tetap dilakukan dalam ruang virtual. Penting bagi pemerintah untuk mendengarkan langsung suara anak dan mempertimbangkannya dalam pengambilan keputusan yang lebih inklusif.
Hari Anak Nasional yang diperingati setiap satu tahun sekali menjadi momentum pengingat bagi kita, untuk mendengarkan aspirasi anak serta memenuhi dan melindungi hak mereka, termasuk anak dan remaja rentan.
Di tengah situasi pandemi ini, anak dan remaja juga adalah korban yang terdampak dan seringkali terlupakan. Adalah tugas bersama untuk memastikan #AnakIndonesiaGembiradiRumah dan sesuai dengan tema Hari Anak Nasional tahun ini, jika anak terlindungi, maka Indonesia maju. (RO/OL-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved