Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Belum Ada Vaksin, Adaptasi Kebiasaan Baru Jadi Keniscayaan

Ferdian Ananda Majni
14/7/2020 20:19
Belum Ada Vaksin, Adaptasi Kebiasaan Baru Jadi Keniscayaan
Pengunjung food court menikmati makanan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.(Antara/M Agung Rajasa)

ADAPTASI kebiasaan baru menjadi sebuah keniscayaan yang harus dijalankan. Tidak ada pilihan untuk meminimalkan risiko penularan covid-19.

Hal itu ditegaskan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. "Karena penyakit ini masih ada dan masih terus ada di wilayah sekitar kita," kata Yuri, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers, Selasa (14/7).

Menurutnya, sulit untuk mendapatkan kepastian terkait vaksin covid-19. Apalagi sampai saat ini belum ada pihak yang memberikan jaminan penemuan vaksin.

Baca juga: Gencarkan Protokol Kesehatan, Jokowi Minta Bantuan Seniman

"Tidak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa bulan depan, atau dua bulan lagi vaksin sudah bisa kita dapatkan. Oleh karena itu, patuhi protokol kesehatan. Ini kunci kita untuk mampu beradaptasi dan produktif, tapi aman dari covid-19,” pungkas Yuri,

Kepatuhan terhadap aturan penggunaan masker juga harus ditingkatkan. Yuri menekankan masker sudah menjadi kebutuhan dalam beraktivitas.

"Pilih masker yang membuat kita nyaman. Sehingga kita merasa terlindung terus-menerus. Menggunakan masker yang membuat kita tidak berkali-kali memperbaiki letak masker. Ini memberikan risiko yang besar untuk penularan," imbuhnya.

Baca juga: 200 Kelompok Global Buat Penelitian, Vaksin Covid-19 Belum Muncul

Saat ini, lanjut dia, banyak jenis masker yang dipasarkan. Baik berbahan sekali pakai maupun bahan kain. Yuri kembali mengingatkan urgensi menggunakan masker dengan benar.

"Masih banyak kita lihat yang menggunakan masker tidak dengan cara benar. Ingat di ruang kerja yang selama ini kita gunakan, dengan orang yang cukup banyak dan ventilasi kurang baik, ini memberikan risiko yang tinggi," tandas Yuri.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya