Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Kedisiplinan Menurun Kasus Positif Meningkat

Atalya Puspa
12/7/2020 03:36
Kedisiplinan Menurun Kasus Positif Meningkat
Warga bersepeda di Jembatan Suroboyo, Surabaya, Jawa Timur, kemarin. Sebagian dari mereka ada yang tanpa masker(ANTARA/DIDIK SUHARTONO)

PANDEMI covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, bahkan sebaliknya jumlah kasus positif terus meningkat signifikan akhir-akhir ini. Tingkat kedisiplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan pun menjadi sorotan.

Juru Bicara Nasional untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, melaporkan, dalam kurun 24 jam kemarin terdapat penambahan kasus positif 1.671 sehingga total menjadi 74.018 orang. Penambahan tertinggi terjadi di Jawa Timur (409), lalu DKI Jakarta (378), Sulawesi Selatan (180), Sumatra Utara (87), Kalimantan Selatan (79), dan Jawa Barat (73). (Lihat grafik)

Menurut Yurianto, masih tingginya angka penyebaran covid-19 antara lain disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang tidak tertib menggunakan masker. Dia mengimbau masyarakat betul-betul disiplin saat beraktivitas. “Mari kita sadari bahwa dari penelitian yang terus berlangsung dari para ahli, terlihat salah satu faktor yang menyumbang positif terbanyak ialah ketidaksiplinan menggunakan masker,” tandasnya.

Masalah kedisiplinan juga menjadi persoalan di Sulawesi Selatan. Ahli epidemologi Universitas Hasanuddin Ridwan Amiruddin menyatakan, berdasar data, tingkat kepatuhan warga Sulsel pada protokol kesehatan masih sangat rendah, hanya berkisar 35%. “Artinya, dari 10 orang yang keluar rumah, hanya tiga yang menggunakan masker.’’

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemologi Sulsel itu menekankan kunci mengatasi pandemi covid-19 ialah peran aktif masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Dia meminta pemerintah daerah untuk memasifkan edukasi.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengimbau warga tak menganggap enteng masalah yang ada dan mutlak berlaku disiplin, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.

Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Kalsel Muslim mengakui pula bahwa tingkat kedisplinan masyakarat menurun sehingga jumlah kasus positif di wilayah itu terus naik. ‘’Sejak pemerintah memberlakukan new normal, kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan ikut berkurang,’’ tuturnya.

Dari Bandung, Jawa Barat, staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bony Wiem Lestari, menyerukan masyarakat kembali mendisiplinkan diri menerapkan protokol kesehatan, terlebih masyarakat ialah garda terdepan dalam melawan covid-19. “Banyak bukti ilmiah bahwa me- makai masker dan jaga jarak dapat mencegah penularan.’’

Gelombang pertama

Kepatuhan pada protokol kese- hatan menjadi harga mati karena pandemi covid-19 masih jauh dari usai. Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono menilai pandemi di Indonesia masih berada di gelombang pertama dan bahkan belum mencapai puncaknya.

“Kita masih ada di fase gelombang pertama. Kita lagi naik ke puncak gunung, tetapi bisa saja seperti Jakarta, sudah naik, lalu turun, lalu naik
lagi. Itu terjadi karena arus mudik kemarin. Itu yang membuat Jakarta sulit turun,” kata Pandu.

Pandu menjelaskan, berdasarkan pengalaman dari negara-negara lain, gelombang kedua covid-19 akan terjadi setelah adanya pelonggaran
untuk aktivitas publik. “Perilaku menjadi faktor utama risiko penularan. Kita harus memakai masker konsisten, menjaga jarak, dan jika harus aktivitas di ruang publik harus mencuci tangan. Tangan kita ialah faktor terbesar untuk menularkan covid-19, dan mirisnya hanya 52% Indonesia yang cuci tangan dengan benar.’’ (LN/DY/AS/HS/TS/BY/DG/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya