Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pengunjung CFD Membludak, Bukti Warga Jakarta Butuh Ruang Terbuka

Astri Novaria
05/7/2020 06:00
Pengunjung CFD Membludak, Bukti Warga Jakarta Butuh Ruang Terbuka
Warga memadati area CFD di Jakarta, pekan lalu(Antara/Galih Pradipta )

PANDEMI Covid-19 telah membentuk fenomena baru di masyarakat. Akibat pandemi ini, bersepeda menjadi kegiatan yang populer masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Terbukti, saat car free day (CFD) kembali dibuka pada 21 Juni 2020 lalu, ribuan masyarakat antusias memenuhi jalan Sudirman-Thamrin untuk bersepeda.

Hal ini pun disambut positif oleh pesepeda yang juga merupakan seorang dosen di salah satu universitas swasta di Jakarta, Albertus Prawata.

Baca juga: Inilah Waktu Tepat untuk Anak-anak Berjemur

"Itu suatu hal yang positif ya. Memang kota kita butuh ruang terbuka yang bisa dinikmati warganya. Terbukti dengan membludaknya jumlah orang yang memanfaatkan car free day," ujar Berto di program Nunggu Sunset yang dipandu Jurnalis Media Indonesia, Astri Novaria, di Instagram @mediaindonesia, Kamis (2/7).

Lebih lanjut, kata Berto, tingginya minat masyarakat yang datang untuk berolahraga di Hari Bebas Kendaran Bermotor (HBKB) di kawasan Sudirman-Thamrin tersebut harus ditanggapi serius oleh pemerintah dengan memperbanyak ruang terbuka untuk publik. 

Berto juga melihat adanya pro dan kontra menyangkut adanya kritikan soal sejumlah pesepeda yang tidak mematuhi protokol kesehatan maupun peraturan lalu lintas saat berada di jalan raya. Namun, ia tetap menekankan, protokol kesehatan dan kesadaran masyarakat adalah hal yang utama.

"Memang pro dan kontra selalu ada di segala aspek. Gue sendiri tidak pakai masker saat bersepeda, masker gue turunkan di bagian hidung karena akan kekurangan oksigen. Itu dianjurkan lembaga kesehatan kalau olahraga berat sebaiknya tidak gunakan masker. Kalau berhenti, kita pakai lagi. Ini harus lebih sering disosialisasikan," paparnya.

Menurutnya, sosialisasi terkait pentingnya protokol kesehatan bukan hanya pekerjaan pemerintah semata. Siapapun, termasuk pesepeda tak ada salahnya untuk saling mengingatkan pesepeda lainnya untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan dan aturan lalu lintas selama berada di jalan raya.

"Jangan saling menyalahkan. Dalam hal ini kita harus mengingatkan semua orang. Bahkan, orang asing yang kita nggak kenal kalau di jalan ada yang nggak patuh, bisa kita tegur untuk diingatkan," paparnya.

Baca juga: Kalung Antivirus Kementan, Pakar: Belum Ada Bukti Klinis

Soal kepatuhan lalu lintas, menurutnya, hal ini kembali ke individu masing-masing. Ia berpendapat, pengguna jalan raya harus sadar bahwa semua orang, baik itu yang menggunakan mobil, kendaraan umum, pejalan kaki, maupun sepeda motor sama-sama memiliki hak untuk menggunakan jalan. 

"Jadi yang pesepeda juga harus tahu diri, jangan ambil jalur busway," pungkasnya.

(OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya