Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

WHO Sebut Suplai Darah Selama Pandemi Berkurang 30%

Antara
15/6/2020 05:58
WHO Sebut Suplai Darah Selama Pandemi Berkurang 30%
Petugas PMI Kota Tangerang menunjukkan kantong darah. WHO menyebutkan selama pandemi korona suplai darah turun hingga 30%.(MI/FRANSISCO CAROLIO HUTAMA GANI.)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) bertepatan dengan peringatan Hari Donor Darah Sedunia 2020 menyebut suplai darah berkurang sekitar 20 hingga 30 persen. Ketua Tim untuk Darah dan Produk Asal Manusia lainnya Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia Yuyun Maryuningsih dalam sesi tanya jawab WHO menyambut Hari Donor Darah Sedunia secara live diakses dari Jakarta, Minggu (14/6) malam, mengatakan efek pandemi covid-19 di semua regional menyebabkan suplai darah berkurang 20 hingga 30 persen.    

Meski demikian kondisi suplai darah yang berkurang tersebut tidak sampai menimbulkan dampak karena semua rumah sakit sedang fokus pada penyembuhan pasien covid-19. Mereka jarang melakukan tindakan operasi yang membutuhkan darah.
  
Menurut Yuyun, kebijakan lockdown di berbagai negara menyebabkan masyarakat tidak dapat mendonorkan darahnya secara rutin. Sesuai ketentuan mereka diperbolehkan mendonorkan darahnya 2-3 minggu sekali dan maksimal 24 kali dalam setahun. Namun demikian, kebijakan tersebut ada berbeda-beda di setiap negara.
Begitu pula soal usia minimal pendonor yang ditetapkan 18-65 tahun. Namun ada negara yang memiliki kebijakan membolehkan pendonor usia 16-17 tahun dengan seizin orang tua.

Sebelumnya Yuyun mengatakan mendonorkan darah saat pandemi covid-19 aman dilakukan asal tetap mengikuti protokol kesehatan.

"Tentu saja aman donor saat covid-19 masih terjadi, selama tetap mengikuti aturan kesehatan," katanya.

Transmisi SARS-CoV-2 penyebab covid-19 berasal dari tetesan kecil (droplet) saat seseorang yang terjangkit penyakit tersebut bersin atau batuk. Jadi sangat penting untuk pusat transfusi darah selalu membersihkan atau menyemprotkan disinfektan semua ruangan dan area lainnya dalam gedung yang menjadi pusat donor darah. 

"Termasuk memperhatikan tempat sampah di mana pendonor membuang tisu bekasnya," kata Yuyun.

Pendonor juga harus menjaga jarak, petugas harus menggunakan sarung tangan, keduanya harus selalu memakai masker, sementara pengelola pusat donor darah perlu memastikan ventilasi ruangan yang digunakan mendonorkan darah terjaga baik agar pertukaran udara tidak terhambat. Selain itu, Yuyun menyarankan pendonor mengisi formulir yang dapat memudahkan pelacakan atau tracking jika di kemudian hari diketahui ada yang terpapar covid-19. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya