Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PEMBATASAN sosial berskala besar (PSBB) mulai dilonggarkan di beberapa daerah yang kini menuju tatanan normal baru yang aman dari virus korona atau covid-19.
Dengan kondisi normal baru, masyarakat dapat beraktivitas namun tetap memerhatikan protokol kesehatan pencegahan covid-19.
Lembaga Survei Indonesia (LSI), seperti dipaparkan peneliti LSI Rully Akbar, merilis enam rekomendasi guna mempersiapkan situasi normal baru agar masyarakat aman dari covid-19.
Baca juga: Dua Prajurit ini Pakai THR untuk Bagikan Sembako ke Warga Nelayan
Pertama, meskipun PSBB dilonggarkan tetapi lokus atau wilayah dipersempit. Semula PSBB yang diterapkan di seluruh daerah diturunkan hingga RT/RW diperkecil bukan lagi berskala besar.
"Dengan cluster wilayah yang dikategorikan merah saja," ujarnya dalam rilis hasil temuan LSI di Jakarta, pada Jumat (5/6).
Penerapan pembatasan sosial berskala lokal tersebut, imbuhnya, dianggap berhasil diterapkan di Provinsi Bali yang sama sekali tidak menerapkan PSBB. Kasus harian di provinsi tersebut dilaporkan turun dengan adanya metode pengawasan ketat yang dilakukan level paling bawah.
"Siapapun yang terpapar ditanggulangi secara cepat karena klasternya kecil. Selain itu dilakukan pelacakan terhadap orang-orang yang berinteraksi dengan orang positif," ucapnya
Kedua, dengan penerapan PSBL, area yang sudah menjadi zona hijau atau minim angka kasus positif covid-19, sudah bisa melakukan buka- tutup akses sesuai perkembangan kasus. Menurutnya, dengan demikian pemerintah daerah lebih mudah melakukan penutupan dan pembukaan terhadap klaster tertentu. Selain itu, ia mengatakan ketika ada kasus positif baru yang diterumkan, penanggulangannya lebih mudah dilakukan karena ada pemetaan wilayah penyebaran.
Ketiga penerapan PSBL harus turut melibatkan pemimpin masyarakat seperti ulama di tempat ibadah, kepala sekolah atau rektor di institusi pendidikan, atasan di tempat kerja, tokoh adat di komunitas adat. Tujuannya untuk menjaga protokol kesehatan yang diterapkan pada masing-masing komunitas.
Keempat, ia mengatakan harus ada protokol khusus bagi mereka yang rentan terpapar atau terinfeksi covid-19 yaitu orang berusia di atas 45 tahun, ataupun orang yang mempunyai riwayat penyakit penyerta seperti jantung, diabates, tekanan darah tinggi dan lain-lain.
"Mereka harus lebih dilindungi dan mendapat perlakuan khusus baik di tempat kerja ataupun di rumah. Ada anjuran mereka yang sudah di atas 45 tahun dapat bekerja dari rumah atau tidak terlalu sering datang ke kantor," terang Rully.
Kelima, masyarakat dihimbau untuk memperkuat imunitas atau daya tahan tubuh misalnya dengan mengonsumsi vitamin, makanan bergizi, olahraga rutin. Pasalnya selama vaksin belum ditemukan, tiap individu harus menjaga imunitas guna mencegah mudahnya terinfeksi virus.
Terakhir, meminta pemerintah memperkuat dan melengkapi peralatan medis. Hal itu, terangnya, penting apabila terdapat penambahan kasus atau lonjakan pandemi gelombang kedua ketika fase normal baru berjalan, fasilitas kesehatan mampu menangani pasien dan melakukan perawatan.
Menurut Rully, temuan enam rekomendasi itu didasarkan pada hasil riset dengan metodelogi kualitatif. LSI mengumpulkan 3 data sekunder yakni data harian harian di 38 wilayah PSBB dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19, sejak awal Maret sampai 2 Juni 2020, Worldometer, dan data WHO. Di samping itu, LSI juga merangkup artikel pemberitaan di media sebagai bahan kajian. (X-15)
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
JAGA Pemilu khawatir pelanggaran dalam pemilihan umum (pemilu) menjadi kebiasaan yang diwajarkan alis ‘new normal’di masa depan.
Konsekuensi daerah yang telah ditetapkan berada di level 1 berarti kegiatan masyarakat bisa dikatakan dapat beroperasi normal dengan kapasitas maksimal 100% di berbagai sektor.
Rumah mengangkat konsep Tropical Modern ramah lingkungan dan didesain untuk menjawab kebutuhan hunian di era new normal.
Kebijakan pelonggaran penggunaan masker di ruang terbuka, diharapkan tidak menimbulkan euforia berlebihan yang berakibat abai terhadap protokol kesehatan yang masih harus diterapkan.
Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan mobilitas masyarakat terus mengalami peningkatan dalam dua pekan terakhir dan menjadi yang tertinggi selama masa pandemi covid-19.
SAAT ini kita tengah memasuki masa pra kondisi menuju transisi pandemi menjadi endemi. Secara gradual, pembatasan sosial memang sudah dilonggarkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved