Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
RAMADAN tahun ini menjadi bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam karena menjalani ujian ganda. Umat Islam harus menahan haus dan lapar di tengah pandemi virus korona, sehingga tidak banyak aktivitas luar rumah yang bisa dilakukan.
Jelang hari raya Idul Fitri 1441 H yang jatuh pada Minggu (24/5), Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengimbau umat Islam agar menunaikan ibadah salat Idulfitri di rumah masing-masing demi memutus mata rantai penyebaran covid-19.
“Kita tahu masjid merupakan tempat kita bermunajat pada Allah dengan baik. Tapi dengan kondisi seperti sekarang ini, saya juga ingin mengingatkan pergi ke masjid untuk salat Idulfitri adalah sunah. Tapi memelihara kesehatan dan keselamatan jiwa serta keluarga itu wajib. Beragama yang benar ialah mendahulukan yang wajib baru sunah. Kalau kita mendahulukan yang sunah baru wajib, itu kurang tepat dalam menjalani agama,” kata Nasaruddin dalam konferensi pers Merayakan Idul Fitri 1441 H secara online pada saat Pandemi Covid-19 di Graha BNPB, Sabtu (23/5).
Nasaruddin menjelaskan, dalam Hadits Ibnu Majah dijelaskan, saat sahabat Rasul mengatakan ingin melaksanakan puasa terus menerus, Rasul memberi tahu meski dia adalah Rasul, namun tidak berpuasa secara terus menerus.
Baca juga: Hindari Kerusakan, MUI Imbau Salat Id di Rumah
Selain itu, ketika sahabatnya yang lain berkata tidak ingin tidur di malam hari karena ingin terus melaksanakan salat sepanjang malam, Rasul menjawab, meski dia Rasul, namun dia tidak melakukan itu. Ada saatnya kita menunaikan salat tahajud karena mata kita memiliki hak untuk beristirahat.
Hadits ini menunjukkan sebagai manusia, kita tidak boleh berlebihan dalam menjalankan ibadah.
“Beragama itu harus manusiawi, tidak boleh kita beribadah melampaui batas. Dua kali, dalam Alquran kita dilarang beribadah melampaui batas. Jangan berlebih-lebihan di dalam agama, seperti yang ditunjukkan Nabi. Mari kita menggunakan dialektika Rasulullah dalam beragama,” tuturnya.
Nasaruddin mengimbau masyarakat agar menyambut Idulfitri dengan menggaungkan takbir dari rumah tanpa harus berkeliling di jalan. Dia juga mengingatkan masyarakat tidak mudik ke kampung halaman, karena mudik di tengah pandemi justru dapat menimbulkan malapetaka bagi diri kita maupun keluarga di rumah.
Masyarakat bisa bersilaturahmi dan melakukan takbiran secara daring dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada seperti sekarang ini.
“Ada banyak cara silaturahim online. Kemudian bergabunglah dengan takbiran online, takbir digital, lakukan semua dengan tradisi baru kita yang kita selama pandemi ini. Jadi pahlawan lindungi diri sendiri dan orang lain,” pungkasnya.(OL-5)
Aksi pelarangam ibadah di Padang menunjukan bahwa sikap intoleransi masih mengakar di berbagai sudut negeri.
GEMPAR Indonesia meminta Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Menteri dan Wakil Menteri Agama terkait insiden intoleransi di Padang
Calon jemaah haji dapat berbelanja kain ihram, aksesoris ibadah, oleh-oleh khas Tanah Suci, makanan Timur Tengah, hingga obat-obatan ringan.
Program ini menjadi bukti bahwa Ramadan tak hanya sebagai momen ritual ibadah semata, tetapi langkah nyata memperkuat solidaritas sosial.
Pelajari 20 Sifat Wajib Allah: Kekuatan, kebijaksanaan, dan keagungan-Nya terungkap. Temukan makna mendalam dan tingkatkan keimanan Anda melalui pemahaman sifat-sifat-Nya.
Sucikan diri dengan ritual niat mandi wajib. Panduan lengkap, tata cara, dan keutamaan bersuci dalam Islam.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved